Ags
5
HB X dalam Syawalan Gubernur: Pembangunan Harus Memperhatikan Daya Dukung Sosial
Gubernur DIY Sri Sultan HB X didampingi pejabat Provinsi DIY mengadakan syawalan dengan pejabat di Kabupaten Sleman, Selasa, 4 Agustus 2015 di Pendopo Parasamya Sleman. Pejabat Sleman mulai dari Bupati Sleman beserta istri, Wakil Bupati Sleman, Ketua DPRD Sleman beserta istri, Kapolres Sleman, Dandim Sleman, Kajari Sleman, Sekda Sleman, Assekda, Staf Ahli Bupati, serta pejabat SKPD, Camat, Kades, para Rektor, sampai dengan Kepala Sekolah dan tokoh Masyarakat di Kabupaten Sleman.
Bupati Sleman dalam sambutannya menyampaikan ringkasan pembangunan selama 5 tahun masa pemerintahannyatelah mencapai sejumlah perkembangan pembangunan. Realisasi APBD Tahun 2014, pendapatan mencapai 2,076 triliun rupiah atau 105,46% dari target, belanja mencapai 1,908 triliun rupiah atau 83,39% dari target, sedangkan pembiayaan penerimaan sebesar 431,35 milyar rupiah dan pembiayaan pengeluaran sebesar 111,97 milyar rupiah sehingga pembiayaan netto mencapai 319,38 milyar rupiah. Berkat kebersamaan dan kerjasama antara seluruh masyarakat dengan Pemerintah Kabupaten Sleman, pelaksanaan pembangunan di Sleman telah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Hal tersebut terlihat dari hasil penghitungan IPM. Selama kurun waktu 5 tahun kualitas hidup penduduk berhasil ditingkatkan. Peningkatan nilai IPM masing-masing komponen selama lima tahun, yaitu untuk kesehatan dari sebesar 82,38 menjadi 84,65, pendidikan dari sebesar 83,44 menjadi 86,85 dan pendapatan dari sebesar 65,90 menjadi 68,41. Berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas hidup dalam indeks pembangunan juga diupayakan melalui peningkatan kesejahteraan sosial. Salah satu tantangan selama lima tahun dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat adalah dapat menurunkan angka pengangguran terbuka. Pada tahun 2010 angka pengangguran sebesar 8,21%, setiap tahun dapat diturunkan sehingga menjadi 6,17% pada tahun 2014. Peningkatan jumlah perusahaan yang ada di Kabupaten Sleman sebagai salah satu lapangan kerja masyarakat, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Jumlah perusahaan pada tahun 2010 tercatat sebanyak 983 meningkat menjadi 1.264 perusahaan pada akhir tahun 2014. Hal ini diiringi oleh peningkatan jumlah tenaga kerja yang terserap pada tahun 2010 sebesar 46.646 orang menjadi 75.159 orang pada tahun 2014 atau naik 61,12%. disampaikan pula, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman mencapai 5,81 %. Pengembangan sektor industri khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM) didukung dengan pengembangan koperasi. Hal ini karena koperasi merupakan sokoguru perekonomian nasional. Kebijakan untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan manajemen koperasi dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan memantapkan kelembagaan koperasi. Dilihat dari lembaga dan anggotanya, jumlah koperasi meningkat 5,18% dari 598 unit pada tahun 2010 menjadi 629 pada tahun 2014. Jumlah anggota meningkat 17,93% dari 233.362 orang pada tahun 2010 menjadi 275.198 orang di tahun 2014. Atas keberhasilan menumbuh kembangkan koperasi dan UMKM, Kabupaten Sleman berhasil mendapatkan penghargaan Satyalencana Pembangunan dari Presiden RI pada peringatan Hari Koperasi ke-68 Tingkat Nasional.
Pada akhir sambutannya Bupati Sleman sehubungan dengan akan berakhirnya masa jabatan yang tinggal seminggu ke depan, menyampaikan permohona maaf atas kesalahan-kesalahan selama masa kepemimpinan 2010-2015.
Sementara itu Gubernur DIY dalam sambutannya menyampaikan Dalam konteks keistimewaan DIY, Idul fitri adalah saat pembaharuan semangat spiritualitas sebagai wahana peneguhan kembali komitmen untuk mengisinya dengan nilai-nilai yang menyejahterakan rakyat. Dalam lingkup kehidupan berbangsa dan bernegara, Idul Fitri bisa bermakna penegakan pilar-pilar kebangsaan dan penguatan konsistensi terhadap penegakan hukum. Spiritual yang terbarukan akan mendorong rasa malu, malu karena tidak berdikari dan mengekor pihak asing, malu korupsi dan mempermainkan hukum, malu mengambil hak orang lain, dan malu tidak menepati janji pemilu atau pilkada. Sultan menambahkan bukan Idul Fitri namanya bila usai Ramadhan, nafsu dan syahwat kekuasaan, angkara murka atau kenistaan lainnya justru kembali bahkan lebih marak. Oleh sebab itu menurut Sultan umat Islam harus menjadikan Idul Fitri pintu masuk mencapai kesalehan abadi. Umat Islam perlu membangun kesadaran, bahwa kesalehan terbentuk hanya lewat komunikasi dengan Allah secara berkesinambungan bukan hanya di saat Ramadhan saja, saat terbebasnya dari godaan yang bersifat sementara.
Dikatakan lebih lanjut Sleman sebagai gudangnya kaum intelektual di mana sumber kearifan berbasis ilmu pengetahuan berada, diharapkan kebijakan Pemda di bidang pembangunan bisa menjadi percontohan daerah lain. Audit lingkungan layak dilakukan agar pembangunan tidak melebihi ambang batas daya dukung alam dan social. Sebab pembangunan hari ini harus melindungi kepentingan anak cucu nanti, bukan hanya PAD yang dicecar, tetapi kepentingan generasi yang kemudian juga harus dikejar. Sultan mengajak untuk senantiasa menajamkan kepekaan hati dan kepedulian social, bahwa saat berlebih ingat mereka yang kekurangan, saat gembira ingat mereka yang berduka atau menderita, saat bertindak hari ini juga demi kemanfaatan hari depan.
Syawalan ditandai dengan jabat tangan Gubernur dengan Bupati Sleman, Wakil Bupati, dan pejabat lainya serta undangan sekitar 2.500 orang.