Di Dusun Berbah, Desa Tegaltirto Berbah Sleman, terdapat kerajinan berbagai macam sandal yang diproduksi oleh Sunaryo (43 tahun). Sunaryo adalah mantan warga miskin yang menyerahkan fasilitas KK miskinnya karena merasa masih banyak warga miskin lainnya yang lebih membutuhkan. Menurut Sunaryo,  tidak ada kendala apapun bagi warga miskin untuk berdaya dan berusaha. “ Itu  masalah mental saja,” demikian tegasnya.  Sebelumnya, ketika masih menjadi warga miskin Sunaryo bekerja serabutan. Apapun pekerjaan yang ditawarkan, tukang batu maupun buruh tani dijalaninya. Setelah memperoleh bantuan pinjaman lunak sebesar Rp 4 juta rupiah dari TPK Desa Tegaltirto, Sunaryo kemudian membuat kerajinan sandal dari bahan-bahan ringan seperti kulit sintetis dan bahan untuk sandal hotel. Bahan baku sandal sebagian dibeli dari toko dan lainnya dibeli dari sisa perajin tas. Sandal hotel yang diproduksi biasanya dipasarkan di Semarang dan Bandung dengan harga dua ribu sampai belasan ribu rupiah. Dipilihnya Semarang dan Bandung karena pangsa pasar kedua daerah  tersebut masih cukup besar.

Selain memproduksi berbagai macam sandal, Sunaryo juga memproduksi kerajinan keset dan tepung ubi yang dikerjakan oleh beberapa tetangga yang masuk dalam kelompok usahanya. Untuk kerajinan keset yang dibuat menggunakan sisa bahan kaos yang dibeli dari pengepul dengan harga dua ribu – lima ribu rupiah per kilogramnya. Keset hanya dipasarkan istri Sunaryo di toko dan pasar yang dekat dengan tempat produksi dengan harga jual 10 ribu – 20 ribu. Selain keset dan sendal hotel juga memproduksi kerajinan tas dan tepung pisang, tepung ubi. Anda tertarik untuk membelinya? Hubungi Sunaryo 085743757758.