Des
31
Festival dan Lomba Masak Belut Untuk Dukung Ikon Kuliner Sleman
Kepala Dinas Pasar, Tri Endah Yitnani pada kesempatan jumpa pers dengan wartawan Rabu 31 Desember 2014 menyampaikan bahwa untuk mempromosikan pusat belut Godean, akan diselenggarakan Festival dan Lomba Masak Belut di Pasar Belut Godean pada tanggal 4 Januari 2015. Pasar belut Godean yang beroperasi sejak September tahun 2013 merupakan salah satu upaya untuk menata PKL pasar Godean yang sebagian besar adalah penjual belut.
Selama ini di pasar belut Godean sudah terdapat 30 lapak penjual kripik belut dan 5 lapak ditempati oleh penjual kuliner belut. Nantinya menurut Tri Endah, 5 orang pemenang festival dan lomba masak belut ini akan menempati 5 lapak/kios di pasar belut. Dengan diselenggarakannya festival dan lomba masak ini diharapkan dapat menjadi salah satu ikon kuliner di Sleman dan mengangkat perekonomian masyarakat Godean. Jenis kuliner yang akan dilombakan meliputi tongseng belut, sambel belut, burger belut, rica-rica belut dll. Saat ini telah terdaftar sebanyak 23 peserta lomba dan akan bertambah lagi. Tri Yitnani menjanjikan bahwa lomba ini akan diadakan setahun sekali sedangkan festival kuliner belut akan diselenggarakan tiap 6 bulan sekali. Selain itu, guna semakin meningkatkan kualitas produk kripik belut, kedepan akan dilakukan grading kripik belut sehingga pembeli dapat membedakan kualitas kripik belut.
Menurut Agus Subagyo, pengelola Omah Belut, di Godean tiap hari di drop 1 ton belut yang harganya saat ini mencapai Rp 28.000/kilonya sedangkan untuk masa-masa libur lebaran bisa meningkat hingga Rp 58.000 per kilo. Dengan harga tersebut dapat diperkirakan berapa perputaran uang di Godean hanya untuk produk kripik belut saja. Belut mentah tersebut didatangkan dari Jateng (Klaten) dan Jatim (Ngawi). Untuk itu sebagai pengelola Omah Belut, Agus mencoba untuk beternak belut dengan menggunakan kolam-kolam mini dan belajar membudidayakan belut dengan cara organik yaitu tidak diberi pakan pelet. Pakan yang diberikan pada belut budidayanya yaitu berupa bekicot dll. Agus juga mencoba memotivasi pengolah belut untuk membuat variasi rasa kripik belut misalnya pedas, manis dll.***