Des
30
Gubernur DIY : Mina Ngremboko Segera Bentuk Koperasi
Pertemuan tiga bulanan keluarga perikanan Sleman ke 66 yang berlokasi di Kelompok Tani Ikan Mino Ngremboko Bokesan dihadiri oleh Gubernur DIY. Selain Bupati Sleman, pertemuan juga dihadiri oleh Kepala Pusat penyuluhan BPSDM kelautan dan perikanan KKP Dr. Ir.Rina, MSi, Dirjen Perikanan Budidaya KKP Dr. Drs. Jumbuh Rukmono. MP, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY dr. Andhung Pribadi, M.Kes.
Gubernur DIY Hamengkubuwono X antara lain menyampaikan bahwa KTI Mino Ngremboko patut berbangga atas prestasi yang diraih selama ini, kedepan agar dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Mino Ngremboko ternyata mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan anggota.Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk memberikan bantuan penguatan modal baik itu bantuan hibah maka masyarakat/kelompok harus membentuk koperasi, tanpa membentuk koperasi maka bantuan tidak bisa disalurkan. Maka gubernur minta pada KTI Mino Ngremboko untuk segera membentuk sebuah koperasi.
Pada kesempatan tersebut diserahkan pula bantuan calon induk Ikan Mas Najawa oleh Gubernur kepada perwakilan dari Kabupaten/Kota .Disamping itu Gubernur didampingi Bupati Sleman juga meresmikan tempat pengolahan ikan krispi yang ditandai dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti, serta peresmian Masjid Al Huda yang ditandai dengan penandatanganan prasasti dan dilajutkan peninjauan. Masjid tersebut dibangun ataas swaadaya masyarakat yang disisihkan dari hasil kegiatan kelompok Mino Ngremboko.
Bupati Sleman menyampaikan bahwa usaha perikanan di Kabupaten Sleman pada saat ini merupakan kegiatan/usaha pokok masyarakat Sleman. Dengan kata lain pada saat ini banyak masyarakat Sleman yang bermata pencaharian pokok dari perikanan. Pada akhir tahun 2013 tercatat sebanyak 507 kelompok tani ikan dengan 5 Balai Benih Ikan dan 1 UPTD Perikanan. Wilayah Sleman juga cocok untuk budidaya ikan air tawar. Berdasarkan data yang ada perkembangan perikanan di Sleman ini sampai sekarang menunjukan prospek yang bagus. Pada tahun 2013 produksi ikan konsumsi mencapai 25,883.79 ton (meningkat 4 ton lebih dibandingkan tahun sebelumnya), benih ikan 947 juta ekor lebih. Untuk ikan hias meningkat menjadi 14 juta ekor dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 13 juta ekor.
Secara teknis pengembangan usaha perikanan di Kabupaten Sleman ini diorientasikan pada 3 pola pengembangan. Wilayah Sleman Barat dominan untuk pembesaran khususnya jenis ikan Lele, Gurami dan Udang Galah karena kondisi tanahnya yang berlumpur. Wilayah ini menjadi penghasil utama ikan konsumsi untuk Kabupaten Sleman. Sebagian wilayah Sleman Tengah dan Timur, dengan air jernih dan jumlah yang cukup, memberikan banyak variasi jenis ikan yang dikembangkan seperti Ikan Karper, Grass Carp, Nila dan bahkan juga ikan hias seperti ikan koi.
Pesatnya perkembangan usaha perikanan di Sleman juga mengakibatkan meningkatnya tingkat konsumsi ikan masyarakat Sleman. Ketersediaan ikan konsumsi pada tahun 2013 meningkat 3,98% menjadi 29,79 kg/kapita/tahun dari 28,65 kg/kapita/tahun pada tahun 2012. Ketersediaan ikan konsumsi ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan ketersediaan ikan konsumsi ikan DIY sebesar 24,59 kg/kapita/tahun.
Minapolitan di wilayah Kabupaten Sleman merupakan sebuah potensi yang terus dikembangkan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Disatu sisi Pemerintah Kabupaten Sleman harus mampu memberikan arah dan kerangka dalam pengembangan minapolitan. Disisi lain masyarakat mampu merespon peluang usaha budidaya perikanan yang besar ini.
Sedangkan Ketua kelompok KTI Mino Ngremboko Drs. Saptono melaporkan bahwa Modal kelompok sampai saat ini mencapai Rp. 439.193.995 sementara assetnya mencapai Rp. 799.454.218 dan asset penjualan selama tahun 2013 mencapai Rp. 11.560.000.000,- dengan rincian benih Nila Rp. 1.900.000.000,- benih Lele Rp. 107.002.125,- Ikan konsumsi Rp. 7.560.000.000,- benih ikan gurameh, graskap, bawal dan maas Rp. 1.400.000.000,- dan ikan hias (koi,mas Koki, Cupang, Beta dll mencapai Rp. 592.997.875,-***