Des
22
Pemkab Sleman Berempati Dengan Bencana Tanah Longsor Banjarnegara
Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI, Kamis, 18 Desember 2014 di rumah Dinas Bupati Sleman melepas tim relawan yang membawa bantuan untuk korban tanah longsor Banjarnegara. Tim relawan terdiri dari Tagana 6 orang dan tim medis 3 orang serta Kepala BPBD Yuli Setiono dan Pengurus BAZ Sleman Kriswanto dan Nur Huda. Pemkab Sleman membawa bantuan dana dari BAZ Sleman sebesar Rp 100 juta, bantuan logistik 10 jenis meliputi tikar, selimut, pakaian dll dan bantuan obat-obatan.
Dalam sambutannya Bupati berpesan bahwa tim relawan adalah wakil dari masyarakat Sleman, untuk diharapkan dapat menunjukkan semangat sosial membantu korban Tanah Longsor Banjarnegara, menunjukan kinerja dan etos kerja yang baik, dan jangan sampai tim malah merepotkan serta menambah beban bagi masyarakat yang sudah tertimpa musibah. Bupati juga menitipkan pesan untuk warga dan pemerintah Kabupaten Banjarnegara, bahwa masyarakat Sleman ikut prihatin dengan musibah Tanah longsor.
Sesampai di Banjarnegara bantuan diserahkan di Posko Logistik BPBD Banjarnegara yang diterima Staf Ahli Bupati dan Kabag Kesra Banjarnegara selaku Pengurus SATLAK PB Banjarnegara dan selanjutnya tim juga mengantar anggota Tagana dan Tim Medis ke lokasi bencana Tanah Longsor Banjarnegara di Kecamatan Karangkobar tempat POSKO utama didirikan. Tim kesehatan langsung bergabung dengan tim kesehatan yang telah ada di halaman kecamatan Karangkobar untuk melayani pasien yang hipertensi, demam, flu batuk dll sementara itu Tim Tagana langsung bekerja mengirim logistik dari POSKO Kabupaten ke POSKO Utama Karangkobar. Dalam perjalanan tim sempat mengalami kemacetan lalu lintas karena sempitnya jalan menuju lokasi tanah longsor dan kondisi hujan cukup deras. Jalan yang sempit dipegunungan Karangkobar yang seharusnya hanya bisa dilalui satu kendaraan terpaksa jadi dua arah karena memang kondisi jalan utama tertimbun tanah longsor, sehingga perjalanan sempat terhambat kemacetan selama hampir 2 jam lebih, menunggu antrean dan terpaksa harus mengepras tebing untuk bisa dilalui kendaraan dua arah.