Nov
20
Menteri LH dan Kehutanan : Lahan Kritis di Tahun 2014 Tinggal 24 Juta Hektar
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc, menghadiri acara Hari Menanam Pohon Indonesia di Taman Nasional Gunung Merapi TNGM desa Umbulharjo kecamatan Cangkringan, Sleman, 19 Nopember 2014. Dalam acara tersebut juga hadir Dr.Ir. Didit Purwadi, M.Ec asisten bid. Perekonomian dan pembangunan DIY, Ir. R. Sutarto Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY, Wakil Bupati Sleman Dr. Yuni Satya Rahayu, SS. M.Hum dan juga segenap jajaran forkompimda DIY dan Sleman.
Dalam sambutannya, Wabup Sleman, menyampaikan bahwa keberadaan kawasan hutan lindung di lereng Merapi merupakan aset yang sangat penting dalam menyediakan daerah resapan air, tidak hanya bagi Kabupaten Sleman namun juga bagi seluruh masyarakat di DIY. Selain itu, di wilayah Kabupaten Sleman ini juga terdapat 1000 ha lebih lahan kritis dan sangat kritis , sedangkan 57.000 ha lebih adalah lahan yang berpotensi kritis. Kami senantiasa berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat agar peduli dengan kondisi lingkungan serta melakukan pemulihan dan pelestarian hutan. Selain itu Sleman juga melakukan gerakan menanam pohon yang senantiasa dilakukan dan digalakkan, khususnya di lokasi lahan kritis. Kerusakan tersebut, mengakibatkan menurun-nya daerah resapan air dan debet air di Kabupaten Sleman. Untuk mengembalikan fungsi hutan yang telah rusak, Pemkab Sleman telah berupaya menekan laju degaradasi hutan dan deforestasi melalui melalui program rehabilitasi hutan dan lahan dengan dana APBD dan APBN serta program CSR dari berbagai pihak yang peduli lingkungan. Masalah lingkungan yang tengah dihadapi Pemkab Sleman saat ini adalah upaya penanggulangan penambangan liar di kawasan lindung Merapi. Penambang liar telah merambah di kawasan lahan pertanian yang merupakan kawasan resapan air. Guna menindak penambangan liar, Pemda Sleman telah mengatur dalam Perda No.4 Tahun 2013 tentang Usaha Penambangan Mineral bukan Logam dan Mineral. Selain itu melalui surat edaran Bupati No. 540/02280 tentang penghentian pengambilan material bukan logam dan batuan di lokasi yang tidak berijin.
Kepala dinas Kehutanan dan perkebunan DIY, Sutarto melaporkan bahwa HMPI tersebut mengambil tema “hutan lestari untuk mendukung kedaulatan pangan”, air, dan energi terbarukan. Pemulihan hutan di kawasan TNGM terus dilaksanakan, menurut data yang ada TNGM yang mengalami kerusakan adalah 1242 hektar atau 20,21%, dan juga berbagai jenis keanekaragaman hayati juga mengalami kerusakan. Hingga saat ini pemulihan TNGM sudah mencapai 405 hektar, dengan bantuan dari berbagai pihak tentunya pemulihan kawasan TNGM akan segera terwujud.
Dalam sambutan Gubernur DIY, yang dibacakan oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan DIY, Didit Purwadi, menyatakan bahwa kerusakan hutan di Indonesia masih tergolong tinggi, untuk itu upaya rehabilitasi dan reforestrasi merupakan solusi yang harus dilakukan secara menyeluruh. Upaya penyelamatan melalui reboisasi, konservasi air, konservasi tanah, dan penghijauan harus segera dilaksanakan, karena bumi telah mengalami ancaman global warming dampak dari perubahan iklim ekstrim. Untuk itu penanaman pohon harus segera ditegakkan untuk memberikan keseimbangan, karena CO2 dapat diserap oleh pohon. Selain itu pohon mampu menyuburkan tanah, dan juga menyimpan air selain itu pohon juga memiliki nilai ekonomis.
Menteri lingkungan hidup dan kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyampaikan bahwa, tema HMPI sangat jelas yaitu hutan lestari untuk mendukung kedaulatan pangan air dan untuk mendapatkan energi terbarukan. Usaha menanam pohon sudah dilakukan oleh kementrian kehutanan bersama seluruh anggota masyarakat di seluruh indonesia pada kurang lebih sebanyak 6,52 milyar pohon sejak tahun 2010 hingga tahun 2013. Di tahun 2014, Kementrian Kehutanan akan menambah lagi 2 milyar pohon. Apa –apa yang dirasakan dari penanaman pohon tersebut menurut data pada tahun 2006, ada 30 juta hektar lahan kritis dan pada tahun 2014 awal tinggal 24 juta hektar lahan kritis. Tetapi lahan kritis ini harus terus diatasi. Siti mengajak agar seluruh masyarakat terus menanam pohon dan memeliharanya dengan baik. Siti juga berterima kasih atas partisipasi seluruh anggota masyarakat atas dukungan pemda baik kab, prov, dan terutama tingkat kecamatan dan desa.
Dalam kegiatan tersebut dilaksanakan juga pemberian penghargaan dan juga pemberian bantuan. Penghargaan tersebut diberikan atas kinerja dalam gerakan penaman 1 milyar pohon, penghargaan tersebut diberikan kepada Bupati Gunung Kidul, pelaku usaha bidang kehutanan CV. Sahabat Bambu, pelaku bidang non kehutanan peduli lingkungan RM. Pringsewu, pelaku usaha bidang kehutanan bermitra dengan rakyat peduli lingkungan CV. Trisna Tani Jaya, perguruan tinggi peduli lingkungan Universitas Mercu Buana Yogyakarta, sekolah peduli lingkungan SD Muh. Wirobrajan, organisasi sosial peduli lingkungan Ponpes Amung Marta, instansi peduli lingkungan Pertamina Rewulu, dan kelompok tani peduli lingkungan KT Wanatirta. Selain itu Menteri LH dan Kehutanan juga menyampaikan bantuan kepada kelompok masyarakat Subur Makmur, Dawung Wukirsari Cangkringan berupa alat pengering bambu 7 menit yang diciptakan oleh Ir. Kasmujo. Setelah dilaksanakan penyerahan tersebut kemudian dilakukan penanaman pohon secara simbolis oleh Menteri LH dan kehutanan.