Okt
6
Warga Gondanglegi Menerima Daging Kurban dari ACT
Salah satu ciri khas ketakwaan yang dijanjikan akan masuk surga Allah, adalah berinfak baik dalam keadaan suka maupun duka. Pengorbanan vertikal dalam rangka beribadah kepada Allah SWT berarti pula pengorbanan horizontal menjadi ibadah insalah dan alamiah. Daging merupakan sesuatu yang paling disukai oleh masyarakat Arab, yang hingga sekarang masih belum bisa dilepaskan dari karakteristiknya sebagai masyarakat agraris. Dengan memberi daging kepada masyarakat, melalui Qurban, berarti memberikan yang terbaik yang disukai oleh seseorang. Hal tersebut disampaikan Prof. Drs. Yudian Wahyudi, MA,Ph.D saat khotbah Idul Adha di Masjid Agung Dr. Sudirohusodo Sleman Minggu 5 Oktober 2014.
Lebih lanjut disampaikan bahwa boleh menjadikan hewan sebagai simbol keikhlasan, tetapi jangan sampai merusak keseimbangan apalagi memusnahkan alam. Itulah sebabnya mengapa hewan yang akan disembelih harus jantan dan sudah layak menjadi hewan kurban, sebab jika hewan yang disembelih betina, apalagi masih muda maka dikhawatirkan akan memusnahkan hewan tersebut. Jadi salah satu hikmah dari larangan menyembelih hewan betina, apalagi masih muda, adalah dalam rangka menjaga kelestarian hewan itu sendiri. Karena yang disembelih hewan jantan, apalagi sudah layak maka reproduksi hewan dapat terjaga.
Sedangkan Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, MSI bertempat di Dusun Gondanglegi, Hargobinangun Pakem pada Minggu 5 Oktober 2014 melakukan serah terima distribusi daging Qurban kepada 2500 KK bagi penerima manfaat . Daging tersebut dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang meluncurkan Program Global Qurban 2014. Pada kesempatan tersebut Bupati Sleman menyambut baik partisipasi ACT yang telah peduli pada sesama yang perlu mendapat bantuan. Apapun bantuannya yang jelas akan bermanfaat terutama bagi mereka yang kurang mampu. Bantuan tersebut diserahkan oleh Kepala Cabang ACT Yogyakarta Awal Purnama, ST dan diterima Bupati Sleman selanjutnya diserahkan kepada masyarakat yang membutuhkan.