Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional RI : AEC 2015 Peluang Strategis
Guna meningkatkan pengetahuan SKPD di lingkungan Pemkab Sleman akan Asean Economy Community 2015, Pemkab. Sleman menyelenggarakan Sosialisasi tentang Komunitas Ekonomi ASEAN 2015, dengan narasumber Direktur Kerjasama ASEAN Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono, SE,MSIE, pada hari Kamis 19 Juni 2014 di Aula Lantai 3 Sekretariat Daerah. Kegiatan ini dihadiri dan dibuka oleh Bupati Sleman,dihadiri oleh Setda, staf ahli bupati, serta seluruh kepala SKPD. Dalam sambutannya, Bupati mengaharapkan kegiatan sosialisasi ini mampu memberikan bekal pengetahuan, pemahaman dan arah kebijakan bagi seluruh pimpinan SKPD untuk segera membenahi perencanaan untuk menghadapi Komunitas Ekonomi Asean tahun 2015.
Lebih lanjut, bupati mengatakan sejak setahun yang lalu, sebenarnya telah mengingatkan kepada semua pihak di Kab. Sleman akan diberlakukannya Komunitas Ekonomi Asean pada tahun 2015. Namun karena minimnya informasi serta sosialisasi, khususnya bagi aparatur di lingkungan Pemkab. Sleman, sehingga melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengetahui apa dan bagimana strategi menghadapi Komonitas Ekonomi Asean 2015.
Sedangkan Direktur Kerjasama ASEAN Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono, SE,MSIE, dalam paparannya mengatakan bahwa Asean Economy Commite 2015, sebenarnya merupakan peluang yang sangat strategis bagi kemajuan perekonomian bangsa Indonesia. Masyarakat jangan hanya melihat AEC sebagai tantangan bahkan hambatan dalam mengembangkan usaha. Justru, AEC merupakan peluang besar untuk meraih keuntangan usaha dan kejayaan perekonomian nasional.
Optimisme, sebagaimana di ungkapkan Direktur Kerjasama Asean ini, didasarkan atas fakta bahwa Indonesia merupakan negara peringkat 1 kekuatan ekonomi di kawasan ASEAN dan 10 besar kekuatan ekonomi di dunia, yang ditandai dengan GDP (Gross Domestic Product) mencapai 878.223, 4 juta US $. Lebih lanjut, Direktur Kerjasama Asean mengatakan, ada dua alasan mengapa kita harus optimis dan tidak takut menghadapi AEC. Pertama, terintegrasikannya ekonomi ASEAN akan memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan ekonomi, serta politik dunia. Kita ingat nenek moyang kita dapat menjadi kekuatan yang mendunia sebagaimana ditunjukaan oleh Majapahit dan Sriwijaya adalah karena mengintegrasikan dalam ekonomi kawasan. Kedua, terbukanya perdagangan merupakan kunci meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum di berlakuknnya Asean Free Trade Area (AFTA) dalam periode tahun 2001-2004 sebesar 1,1%, setelah AFTA (2004-2012) meningkat menjadi 6,2%, nilai ekspor sebelum AFTA sebesar Rp. 95,672 Milyar sedangkat setelah AFTA sebesar Rp. 245,730 milyar.
Direktur kerjasama Asean juga mengungkapkan, saat ini banyak sekali produk kreativitas masyarakat Indonesia yang berjaya di pasar dunia, seperti Eyelashes (bulumata palsu) merupakan produk buatan Purbalingga, digunakan artis dunia, Star 50 merupakan kapal buatan PT PAL berbobot 50 ribu ton yang menjadi salah satu kapal terbaik di dunia, Gucci menggunakan kain tenun Indonesia untuk beberapa produknya, Indofood menjadi produsen instant noodle terbesar di dunia, serta kopi Indonesia menjadi bahan baku di gerai-gerai kopi berjejaring di dunia. Oleh karena itu AEC jangan dihadapi masyarakat dengan rasa takut, tetapi justru masyarakat dan dunia usaha harus semakin optimis dan bersemangat untuk terus meningkatkan daya saing dan produktivitas, serta iklim usaha yang kondusif, tegas Direktur Kerjasama Asean Kemendag RI ini.