Kegiatan pembersihan abu vulkanik akibat letusan G Kelud di tempat-tempat yang vital dan fasilitas publik di Sleman mendapat perhatian dari Gubernur DIY. Untuk melihat dari dekat tentang kegiatan yang dilakukan Pemkab Sleman, maka Gubernur DIY, Selasa, 18 Februari 2014 mengunjungi kegiatan pembersihan abu vulkanik di Sleman. Gubernur pertama kali mengadakan pemantauan di Puskesmas Rawat Inap Sleman di Nyaen Pandowoharjo Sleman. Di Puskesmas ini kegiatan pelayanan tetap berlangsung walupun dengan kondisi genteng dan halaman masih tertutup abu vulkanik dan bahkan karena belum di guyur hujan bila tertiup angin abu masuk ke ruangan. Karena ditempat ini juga melayani persalinan maka upaya untuk menjaga kebersihan ruang cukup mendapat perhatian dengan selalu dilakukan pengepelan lantai setiap saat dan penutupan ruang.

Gubernur ditempat ini juga menyerahkan bantuan berupa Mobil Pemadam kebakaran dengan tangga hidrolis bantuan Pemerintah DIY ke Kabupaten Sleman, serta alat-alat penunjang kegiatan kerja bhakti seperti sekop, karung dan gerobag sorong. Mobil damkar bantuan ini langsung digunakan untuk menyemprot genting Puskesmas dan genting SDN Nyaen dibantu dengan mobil water canon dari POLDA DIY.

Selanjutnya Gubernur melanjutkan peninjuan ke Pasar Turi karena ditempat ini juga merupakan kegiatan yang cukup penting untuk menggerakkan roda perekonomian di wilayah Turi dan sekitarnya. Sehingga perlu penanganan secepatnya agar kegiatan perdagangan di pasar Turi segera dapat pulih seperti sedia kala. Kemudian rombongan Gubernur yang juga disertai Kapolda DIY, Danrem DIY, Danlanal, Gubernur AU serta pejabat dilingkungan DIY serta Bupati Sleman yang disertai dengan pejabat Sleman melakukan peninjauan ke Pasar Ikan dan pembenihan ikan nila Garongan Girikerto Turi. Ditempat ini Gubernur melakukan dialog dengan petani ikan dan petani salak Turi. Dalam dialog ini masyarakat Turi menyampaikan tanaman salak di Turi produksinya tidak terpengaruh dengan adanya abu vulkanik namun tetap mengharapkan adanya turun hujan walaupun para petani sendiri juga sudah berupaya untuk menyiram tanaman salak dengan air yang ada. Hanya untuk pemasaran di wilayah Jawa Timur mengalami kendala denga terhentinya permintaan, namun untuk eksport ke Cina tidak mengalami kendala. Sementara untuk keadaan perikanan dilaporkan tidak mengalami permasalahan dan belum dijumpai adanya ikan yang mati hanya saja pada hari pertama hujan abu ikan-ikan mengalami penurunan nafsu makan. Namun karena kondisi pengairan yang baik dan kolam yang ada air selalu berganti sehingga kesehatan ikan tidak terganggu.

Dalam kesempatan ini Gubernur DIY menegaskan untuk segera membersihkan tempat-tempat yang mempunyai nilai strategis seperti Puskesmas, Sekolah, Pasar dll tempat pelayanan maupun pusat kegiatan perekonomian masyarakat agar aktivitas masyarakat dapat segera pulih dengan cepat. Selain itu masyarakat jangan menunggu gerakan dari pemerintah namun harus dihidupkan kembali gotong royong untuk mengatasi musibah yang dialami di DIY kali ini. Setelah jalan-jalan dibersihkan oleh masyarakat maupun Pemda dibantu para relawan masyarakat sendiri harus berusaha untuk membersihkan genting dari debu, karena untuk menunggu hujan turun mungkin terlalu lama sehingga perlu segera dilakukan pembersihan diatas. Karena kalau dibawah dibersihkan sementara diatas masih banyak debu, bila terbawa angin maka debu akan mengotori tempat dibawah yang sudah dibersihkan.

Menanggapi adanya kerusakan atap pasar ikan Garongan Gubernur meminta pengurus segera mengajukan dana ke DIY untuk mengganti atap dengan asbes dan untuk bibit ikan coba dengan indukan nila dari Taliland yang cepat besar dan beratnya bisa mencapai 8 ons sehingga produktivitas petani ikan dapat meningkat. Juga agar dicari solusi untuk menggantikan pellet ikan yang selama ini harganya semakin naik dengan pellet organic dari dedaunan. Bila hal ini bisa dilakukan maka akan mengemat pengeluaran dar para petani ikan. Gubernur juga mengapresiasi masih tetap jalannya ekspor salak ke Cina namun Gubernur berpesan agar jangan sampai menjual kebun salaknya sehingga produksi masih tetap dikuasai oleh para petani salak Sleman.