Sebanyak 18 Desa di Kabupaten Sleman pada tahun 2013 menerima program percepatan dan perluasan pembangunan infrastruktur sumber daya air – irigasi kecil dari Kementrian PU melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu opak sejumlah 18 lokasi. Program ini dilaksanakan secara langsung oleh masyarakat melalui KPM (Kelompok Penerima Manfaat) yang embrionya adalah para pengurus dan anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3) dan Gabungan P3A. Masing-masing kelompok menerima bantuan Rp 178 juta yang digunakan untuk kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi meliputi pengerukan sedimen, perbaikan lining sederhana, perbaikan tanggul saluran, rehabilitasi bangunan air dll. Hal itu disampaikan Drs. Sapto Winarno Kepala Dinas SDAEM Sleman dalam  acara serah terima hasil program yang  dilaksanakan di Aula Lantai III Pemkab Sleman Selasa, 28 Januari 2014. Acara dihadiri Bupati Sleman, Kepala Dinas SDAEM, Kepala Dinas Pertanian Dan Kehutanan, Dari Balai Besar Sungai Serayu dan Opak DIY, Kabag Administrasi Pembangunan dan Kabag Pemerintahan Desa.

Dikatakan oleh Sapto prinsip program adalah partisipatif dan transparansi sehingga masyarakat tani diberikan kesempatan secara aktif dalam pelaksanaan kegiatan, serta manajemen dan administrasi penggunaan dana diketahui oleh seluruh anggota masyarakat tani yang terlibat.

Serah terima oleh KPM kepada Kepala Desa Setempat ditandai dengan penandatanganan berita acara dan disaksikan oleh Bupati Sleman, Kepala Dinas SDAEM dan dari Balai Besar Sungai Serayu dan Opak DIY

Bupati Sleman, Drs. H. Sri Purnomo, MSI usai menyaksikan penandatanganan berita acara serah terima dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pengairan di Sleman, sejumlah 2082 daerah irigasi telah terlayani dengan total luas daerah irigasi sebesar 24.984 hektar di 17 kecamatan. Dari sejumlah daerah irigasi tersebut berdasarkan pendataan terakhir yang kondisi fisiknya baik sejumlah 18.818 ha (75,32%) sedang sisanya  seluas 6.166 (24,68%) dalam keadaan rusak.

Pada tahun 2014 ini Pemerintah akan mengadakan rehabilitasi daerah irigasi yang rusak sejumlah 39 daerah irigasi dengan total biaya sebesar Rp. 5,9 M dari Dana Alokasi Khusus dan APBD serta mengadakan pembangunan sejumlah 45 daerah irigasi dengan total biaya sebesar Rp. 8,01 M. Pasca pelaksanaan pembangunan daerah irigasi ini, kegiatan yang tidak kalah pentingnya adalah pemeliharaan sarana ini untuk tetap menjaga fungsi jaringan irigasi agar tetap optimal.

Oleh karena itu peran serta masyarakat yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air dan Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air sangat diharapkan untuk mendukung keberlanjutan fungsi daerah irigasi. Bupati berharap kepada para petani yang memperoleh bantuan sarana prasarana pertanian ini menjaga kesinambungan fungsi irigasi dengan baik. Alat alat yang melengkapi untuk pengaturan air harus dijaga keamanannya. Dengan kebersamaan dan gotong royong para anggota Petani Pemakai Air, jaringan irigasi tersebut mampu membantu petani meningkatkan produksi pertanian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.

Lebih lanjut Bupati mengatakan air merupakan unsur utama bagi pendukung kehidupan. Tanpa makanan, kita masih mampu bertahan hidup dalam beberapa minggu. Namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. Dalam bidang kehidupan ekonomi modern, air juga merupakan hal  utama untuk budidaya pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi.Semua orang berharap bahwa seharusnya air diperlakukan sebagai bahan yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan dijaga dari pencemaran. Namun kenyataannya air selalu dihamburkan, dicemari, dan disia-siakan. Sebagai akibatnya, air bersih semakin langka dan susah diperoleh. Selain itu pembagian dan pemanfaatan air selalu merupakan isu yang menyebabkan pertengkaran dari berbagai pihak.Dalam pemanfaatan sumber daya air harus mempertim­bangkan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Dengan demikian kita dan anak cucu kita, akan terus bisa memanfaatkan sumber daya air secara memadai untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.