Setelah mengikuti program pengendalian hama tikus dengan sarana pagar plastik dan bubu (mesin perangkap Tikus) menghasilkan panen dengan hasil yang lumayan. Sebelumnya 1 ha hanya diperoleh 3 – 4 ton, namun setelah program pengendalian hama tikus mampu memproduksi 8 – 10 ton. Hal ini terungkap dalam dialog yang dilakukan Menteri BUMN dengan para petani dalam panen padi program pengendalian hama tikus, di Bulak Berjo Sidoluhur Godean, Jumat, 3 Januari 2013. Menteri BUMN, Dalan Iskan didampingi oleh Gubernur DIY, Bupati Sleman, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Sleman dan Direktur Petrokimia serta disaksikan sekitar 1.300 petani di Sidoluhur. 

Bupati Sleman dalam sambutannya mengatakan pelak­­­sa­­na­an pengendalian hama tikus menuntut kepedulian bersama bukan hanya para petani namun juga pihak-pihak terkait lainnya. Para petani Sleman sebagian telah mengimplementasikan teknologi tepat guna LTBS (Linier Trap Barrier System) yaitu inovasi teknologi pembasmi seperti bubu perangkap tikus sawah, yang telah diterapkan di Bulak Berjo Sidoluhur dan Sidorejo Godean ini. Dengan terobosan ini terbukti dapat mengurangi populasi tikus sehingga meningkatkan hasil panen padi.

Dari waktu ke waktu upaya untuk mempertahankan produksi beras di Sleman menghadapi tantangan yang sangat berat. Terle­bih lagi luas lahan pertanian yang ada di Sleman ini dari tahun ke tahun semakin menyusut karena perubahan peruntukan lahan. Meskipun produksi beras Sleman mengalami penurunan tetapi pada tahun 2013 Kabupaten Sleman masih mampu mempertahankan predikat sebagai lumbung beras di  DIY. Surplus beras tahun 2014 sebanyak 108.363 ton mengalami penurunan 0,98% dibandingkan dengan surplus beras tahun 2013 yaitu sebanyak 109.724 ton. Penurunan tersebut dikarenakan oleh peurunan produktivitas padi dari 67,94 Kw/Ha menjadi 62,92 Kw/Ha, sehingga menurunkan produksi beras Kabupaten Sleman.

Sasaran tanam untuk tahun 2014 ini adalah 44.918 Ha, dengan sasaran produktivitas 65 Kw/Ha, dengan  produksi padi sebesar 282.705 ton. Namun demikian upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi Kabupaten Sleman terkendala beberapa hal yang pada saat ini terus diupayakan pengendaliannya, termasuk hama tikus. Kerugian yang diakibatkan oleh serangan hama tikus ini bisa mencapai 7200 ha untuk setiap tahunnya sehingga dapat menimbulkan kerugian produksi sekitar 1000 ton.

Kondisi penurunan surplus beras ini dari sebelumnya harus menjadi kewaspadaan, agar pembangunan di bidang pertanian ini menjadi prioritas pembangunan, mengingat sebagian besar masyarakat di Sleman masih mengandalkan dari sektor pertanian.  Selain itu kita juga tetap perlu mewaspadai kemung­kinan terjadinya paceklik pangan pada tahun-tahun yang akan datang. Adanya perubahan dan pergeseran musim dan cuaca dapat menyebabkan perubahan jadwal masa tanam padi dan tertanggunya produktifitas lahan.

Dalam kesempatan ini Gubernur DIY juga menyampaikan bantuan berupa bubu sejumlah 375 buah, plastik 7.500 meter, paket pestisida 800 kg, sprayer 10 unit dan terpal 75 lembar. Bantuan ini digunakan untuk 40 ha lahan pertanian di 5 wilayah yakni Kelompok Tani Nglarangan Kulon Progo, Kelompok tani Sedyo makmur Gunung Kidul, Kelompok tani Sepakat Makmur Bantul, Kelompok tani Sidoluhur Godean Sleman dan Kelompok tani Saren Sumberrahayu Sleman.***