Sleman kembali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Ngayogjazz, sebuah perhelatan music jazz tahunan yang diselenggarakan di Yogyakarta. Setelah pada tahun 2012 yang lalu Ngayogjazz digelar di Desa Wisata Brayut, Pendowoharjo, Kecamatan Sleman kali ini Ngayogjazz digelar Desa Wisata Sidoakur, Sidokerto, Kecamatan Godean pada Sabtu, 16 November 2013 mendatang pada pukul 09.00 – 22.00 sedangkan pembukaan akan dibuka oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo pada pukul 12.45.

Mengambil tema “Rukun Agawe Ngejazz” Ngayogjazz akan mengajar para penikmat music jazz bahwa individu-individu adalah bagian dari sebuah komunitas yang lebih besar, bagaimana kita bisa individual tetapi sekaligus komuna. Hal inilah yang dimaksud dengan “Rukun Agawe Ngejazz”. Dalam acara Ngayogjazz nantinya akan diselenggarakan sejumlah aktivitas diantaranya Panggung Permainan Musik Jazz, Pasar Jazz, peluncuran album komunitass jazz Jogja, dan festival foto.

Panggung Jazz nantinya akan dibagi menjadi lima panggung diantaranya Panggung Wawuh, Panggung Guyub, Panggung Sayuk Rukun, Panggung Srawung dan Panggung Kesenian Tradisional. Para penikmat jazz dapat memilih untuk menikmati para seniman jazz yang berasal dari dalam dan luar negeri seperti diantaranya Monita Tahalea, Idang Rasjidi, Dony Koeswinarno Quintet, Oele Pattiselano Trio, Nita Aartsen, Bintang Indrianto, Djalu Pratidina, Baraka (Jepang), D’aqua (Jepang), Erik Truffaz (Perancis), Brink Man Ship (Swiss), Peni Chandrarini, Jerry Pellegrino (Amerika Serikat), Keroncong Soesah Tidoer. Ngayogjazz juga akan diramaikan dengan kehadiran sejumlah komunitas jazz lain diantaranya Balikpapan Jazz Lovers, Solo Jazz Society, Jazz Ngisor Ringin Semarang, Komunitas Jazz Jogja, Gubuk Jazz Pekanbaru, Jes Udu Purwokerto dan Batik Replica Pekalongan.

Selain menikmati music jazz, para penikmat music jazz juga dapat menikmati keindahan dan keunikan yang dimiliki Desa Sidoakur. Desa Sidoakur sendiri memiliki berbagai industry pertanian dan perikanan anorganik serta sejumlah industry rumahan. Selain itu Desa Sidoakur ini juga memiliki aktivitas yang kemudian dikembangkan di desa ini seperti macapatan, karawitan, klotekan bamboo dan hadrah. Kesenian yang unik lain adalah gejlog lesung yang biasa digunakan untuk menumbuk padai namun dikemas dengan ritme yang unik menjadi sebuah kesenian.