BPBD Sleman dan BPBD DIY akan menyelenggarakan sarasehan mengenang 3 tahun erupsi merapi 2010, yang akan dilaksanakan pada Seni 4 Nopember 2013 dimulai pukul 19.30 dengan kirab bregodo arak-arakan tumpeng utusan huntap dan non huntap di gedung pertemuan huntap Pagerjurang. Kiab tumpeng ini dimaksudkan sebagai wujud rasa syukur pasca erupsi merapi karena masyarakat telah dapat dikondisikan dengan baik. Sarasehan akan dikuti sebanyak 750 peserta. Demikian dijelaskan kepala BPBD Sleman, Julisetiono Dwi Wasito di hadapan wartawan saat konferensi pers, Kamis 30 Oktober 2013 di ruang rapat Bupati. Konferensi pers juga dihadiri oleh Kepala BPBD DIY, Gatot Saptadi serta perwakilan TNI POLRI, Tagana, SAR dan PMI.

Julisetiono juga menjelaskan bahwa sarasehan tersebut nantinya akan dilanjutkan dengan apel siaga pada tanggal 5 Nopember 2013 pukul 08.00 WIB, yang berlokasi di Tugu Ambruk, Kepuharjo, Cangkringan. Apel siaga ini direncanakan diikuti oleh 1500 peserta yang terdiri dari berbagai unsur seperti Tagana, PMI, SAR, serta anggota TNI POLRI dan komunitas lainnya. Apel siaga kemudian dilanjutkan dengan gladi lapang dengan skenario peningkatan status Merapi dari aktif normal-waspada-siaga-awas. Gladi lapang ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan komunitas-komunitas peduli bencana dan masyarakat setempat. Selain gladi lapang juga dilakukan gladi peralatan yang dimiliki oleh BPBD Sleman. Dalam rangka kesiapsiagaan ini BPBD Sleman juga telah membentuk forum penanggulangan bencana di tingkat kecamatan dan hingga saat ini telah disosialisasikan ke seluruh kecamatan. Forum tersebut merupakan embrio unit operasional bencana dan di tingkat desa menjadi unit pelaksana penanggulangan bencana. Unit-unit tersebut kedepannya akan disinkronkan dengan kampung siaga bencana, desa tangguh dan sebagainya.

BPBD Sleman juga sudah mensosialisasikan skenario evakuasi bencana baik untuk atisipasi banjir lahar dingin maupun untuk erupsi merapi. Dengan skenario tersebut diharapkan masyarakat mengetahui kemana saja harus mengungsi dan mengevakuasi diri jika terjadi bencana. BPBD Sleman juga telah membentuk form guru peduli bencana di UPK Dinas Pendidikan dengan harapan para guru tersebut dapat mensosialisasikan kepada para siswa bagaimana harus bertindak ketika terjadi bencana. Julisetiono juga memberi Informasi bahwa jika terjadi bencana sewaktu-waktu, masyarakat dapat menghubungi nomor telpon 8300300 untuk wilayah Sleman.

Sementara kepala BPBD DIY, Gatot Saptadi memberikan penjelasan bahwa saat ini telah terjadi perubahan paradigma dalam mitigasi bencana yaitu lebih difokuskan pada kesiapsiagaan masyarakat. Sehingga kegiatan seperti sarasehan, gladi lapang dan lain-lain adalah wujud dari upaya kesiapsiagaan tersebut. BPBD DIY selalu memberikan dukungan kepada kegiatan-kegiatan mitigasi bencana tidak hanya di Sleman namun juga di daerah lain.