Kegiatan pelatihan juga wujud kemitraan yang sinergis antara BPD dan pemkab Sleman. BPD adalah partner pemerintah, bukan kompetitor dalam penyaluran dana penguatan dan perguliran modal. Sebagai partner telah memperlihatkan kepedulian dan dukungan terhadap keberlanjutan dana dana yang disalurkan. Tentunya dengan pelatihan ini, diharapkan kemacetan kredit dana penguatan modal dan perguliran modal. Oleh karena itu melalui pelatihan ini, diharapkan para petugas pengelola dana mendapatkan pengetahuan baru dalam mengantisipasi tunggakan kredit dana penguatan modal. Hal tersebut disampaikan bupati sleman dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda dr. Sunartono, M.Kes saat membuka pelatihan analisis dan strategi penagihan kredit bagi petugas pengelola dana penguatan modal di Bank BPD cabang sleman Selasa 11 Juni 2013. Lebih lanjut disampaikan bahwa dana penguatan modal adalah salah satu upaya pemerintah dalam membantu masyarakat untuk meningkatkan usahanya. Hingga bulan Mei 2013, Pemkab Sleman telah mengucurkan dana penguatan modal sebesar Rp. 171,3 M kepada kurang lebih 700 kelompok sasaran setiap tahunnya. Dana ini merupakan hasil perguliran dana sejak tahun 2009, dengan dana induk sebesar Rp. 55 M.

Dari rata-rata 700 kelompok sasaran ini 70% diantaranya dikelola oleh Dinas Petanian, perikanan dan Kehutanan. Hal ini dapat dipahami, karena 30,43% penduduk Sleman yang bermata pencaharian di sektor pertanian. 30% sasaran yang lain adalah kelompok-kelompok yang bergerak di bidang perindustrian, perdagangan, pariwisata dll. Perlu kita syukuri bahwa kecenderungan kredit macet di Kabupaten Sleman terus menurun setiap tahunnya. Pada tahun 2011 tercatat kredit macet sebesar 6,95% dana pokok atau senilai Rp. 10,15 M dan 3,96% dana kontribusi atau senilai Rp. 654 juta. Sedangkan pada tahun 2012 yang lalu besaran kredit macet hanya sebesar 5,73% dana pokok atau senilai Rp. 9,5 M dan 3,53% dana kontribusi sekitar senilai Rp. 664 juta. Didalam penanganan kredit penguatan modal diperlukan ketepatan dalam melakukan analisis terhadap proposal yang diajukan, agar dana yang disalurkan dapat optimal kemanfaatanya dan kelancaran pengembaliannya. Selain itu, pasca pencairan kredit petugas harus terus mengawalnya, agar kredit tidak bermasalah. Kalaupun terjadi penunggakan kredit, perlu tindakan yang tepat dan terpadu. Dana penguatan modal bersumber dari APBD yang harus dipertanggungjawabkan setiap tahunnya. Hal tersebut menuntut ketertiban administratif dan juga kelancaran pengembalian. Terlebih pada tahun ini kita sudah mendapatkan opini laporan pengelolaan keuangan daerah tahun tahun 2012 wajar tanpa pengecualian.

Disampaikan pula bahwa antusiasme masyarakat dalam mengakses dana penguatan modal ini cukup baik. Pada tahun 2011 terdapat 750 proposal pengajuan dan yang disetujui 85%, sedangkan pada tahun 2012 proposal yang diajukan 730 buah dan yang disejutui 620 buah. Antusiasme masyarakat ini perlu dibarengi dengan peningkatan kemampuan aparat dalam menganalisis pengajuan permohonan dana tersebut, yang tidak hanya berdasarkan pada syarat prosedur yang ditetapkan dalam peraturan bupati tetapi juga terhadap potensi dan kekuatan yang dimiliki pemohon. Dengan demikian penyaluran dana penguatan modal dapat tepat sasaran sehingga memudahkan upaya penagihan kembali. Ditambahkan pula bahwa modal yang digulirkan pemerintah bukan untuk menyaingi BPD, tetapi untuk penguatan modal masyarakat. Dan yang mendapatkan adalah yang punya kemampuan masih nol misalnya perbengkelan, menjahit dll dean setelah punya ketrampilan untuk membuat kelompok dan akan diberikan bantuan modal bergulir. Kelompok kedua yang mendapatkan bantuan adaalah yang sudah mulai berjalan dan berusaha dengan bunga 6%/tahun. Sedang kelompok ketiga yang mulai berkembang dan kelompok tersebut tidak boleh minta modal bergulir, tetapi harus ke perbankan.

Sedangkan pimpinan BPD cabang sleman Ir. Nur Iswantoro, MM pada kesempataan tersebut menyampaikaan bahwa dalam menyalurkan kredit bank berpedoman pada Karakter, kapasitas,kondisi usaha,juga jaminan dari nasabah. Disamping itu dalam menyalurkan kredit harus tepat guna dan tepat sasaran agar tidak bermasalah. Selama tahun 2012 laba Bank BPD sebesar 67 Milyar.

Sementaraa itu Kepala Kantor Penanaman, penguatan dan penyertaan modal Retno Suciaati, SH pada kesempatan tersebut mepalorkan bahwa maaksud dan tujuan pelatihan tersebut untuk membekali dan meningkatkan kemampuan petugas pengelola dana penguatan modal dalam menganalisis pengajuan permohonan dana penguatan modal, untuk membekali dan meningkatkan kemampuan petugas pengelola dana penguataan modal dalam upaya penagihan kembali danaa penguatan modal, juga agar penyaluran dana penguatan modal tepat sasaaran dan untuk dapat menekan tingginya nilai tunggakan dana penguaatan modal. Peserta dalam pelatihan tersebut aadaalah petugas pengelola dana penguatan modal kabupaten sleman sebanyak n60 orang yang terdiri berbagai instansi. Materi dalam pelatihan tersebut analisis kredit, strategi penagihan kredit dan aplikasi /praktek, dengan nara sumber dari Bank BPD DIY dan Kantor pelayanan kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta.