Sleman merupakan kawasan yang strategis sehingga  berpeluang bagi pengembangan investasi. Sleman juga memiliki prospek secara ekonomi, merupakan  pilihan tepat bagi tujuan pendidikan serta memiliki beragam obyek wisata. Sleman juga menyimpan beragam potensi yang siap untuk digali dan dikembangkan. Oleh karena itu, Sleman sangat terbuka dan berpotensi bagi pengembangan usaha-usaha kreatif. Demikian dikatakan oleh Asisten Sekda Bidang Pembangunan  Kabupaten Sleman Dra Suyamsih, MPd pada acara penerimaan misi investasi Kamis 20 Desember 2012 di R. Melati Hotel Cakra Kusuma, Jl.Kaliurang No. 25 KM 2,5 Yogyakarta. Acara diikuti oleh para pelaku usaha dan pimpinan SKPD di Kabupaten Sleman. Acara tersebut juga menampilkan nara sumber dari BKPM DIY Heru Sukoco dan Yuyun Astuti Daud dari  KADIN Yogyakarta.

Ditambahkan juga oleh Dra Suyamsih bahwa di Kabupaten Sleman, investasi yang mengalami pertumbuhan yang tinggi adalah investasi non fasilitas. Jumlah unit usaha dari investasi tersebut pada tahun 2009 sebanyak 29.222 dengan nilai investasi Rp2,289 triliun dan jumlah tenaga kerja 228.268 orang. Pada tahun 2010 jumlah unit usaha meningkat menjadi 30.179 dengan nilai investasi Rp2,502 triliun atau meningkat sebesar 9.28 % dengan jumlah tenaga kerja 234.508 orang. Oleh karena itu, Pemerintah mengharap agar investasi non fasilitas ini bisa meningkat nilainya. Terlebih dalam upaya recovery musibah erupsi merapi, membutuhkan investasi usaha yang bisa menggerakan perekonomian masyarakat. Walaupun Erupsi Besar Gunung Merapi di akhir tahun lalu, telah memporak-porandakan 31 dusun di wilayah Cangkringan, dan sempat menghentikan aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat, namun saat ini, kondisi Sleman telah mulai pulih kembali. Demikian juga dengan iklim investasi di 
Kab. Sleman. Di luar wilayah yang telah ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana, banyak peluang investasi yang bisa dikembangkan.  Pemerintah Kabupaten Sleman senantiasa mendukung investasi pengembangan usaha. Berbagai program kebijakan yang kami kembangan adalah untuk menciptakan iklim usaha yang terbuka, kondusif dan aman. 
Disampaikan juga bahwa pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman mencapai 4,11%. Namun demikian angka ini menurun dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman pada tahun sebelumnya yang mencapai 5,13% dan merupakan pertumbuhan ekonomi yang paling pesat diantara lima kabupaten/kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2010 PDRB perkapita Kabupaten Sleman mencapai Rp 12,09 juta. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang baru mencapai Rp 11,47 juta. Dalam penciptaan PDRB Provinsi, Kabupaten Sleman memberikan kotribusi yang paling besar, yakni mencapai 30,78 % atau mencapai Rp 11,455  trilyun.  
Sebagai daerah yang tumbuh cepat dengan dukungan keberadaan fasilitas  pendidikan, perdagangan, potensi pariwisata serta fasilitas pendukung lainnya, perekonomian Kabupaten Sleman didominasi oleh sektor tersier. Peran sektor tersier pada PDRB Sleman tahun 2010  mencapai sebesar 56,20%. Sedangkan sumbangan sektor sekunder sebesar 27,32 % dan sektor primer sebesar 16,48 %.
Suyamsih juga berharap agar investor senantiasa bisa memanfaatkan tenaga kerja lokal. Kebijakan ini diambil untuk melindungi masyarakat Sleman dari dampak-dampak negatif pengembangan usaha yang tidak melibatkan masyarakat sebagai tuan di rumah sendiri. Dengan demikian, akan dapat tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara masyarakat dan pengusaha. Upaya ini sekaligus untuk mendukung pemulihan ekonomi masyarakat pasca erupsi Merapi.
Dalam menumbuhkan perekonomian daerah, Kabupaten Sleman membuka diri untuk penanaman investasi yang bersih, yakni bersih dari berbagai limbah dan pencemaran, mengingat posisi geografis Sleman yang menjadi kawasan konservasi air bagi daerah-daerah lain di DIY.  Pemkab Sleman berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yang mensyaratkan setiap aktivitas seperti sosial dan ekonomi, untuk ramah lingkungan. Dengan demikian akan lebih menjamin terwujudnya masyarakat yang sejahtera.  
Dalam laporanya  Kepala Dinas KP3M Retno Susiati SH, MM  mengatakan bahwa penyelenggaraan penerimaan misi investasi ini bertujuan untuk memberikan citra yang positif kepada calon investor ataupun pelaku usaha di Kabupaten Sleman disamping memberikan gambaran tentang kondisi iklim investasi yang kondusif di Kabupaten Sleman. Pada akhir acara diadakan one on one meeting bagi pelaku usaha yang berkeinginan mendiskusikan permasalahan  ataupun minat pada potensi di Kabupaten Sleman.