Bupati resmikan KPI Mino Ngudi Lestari
Bantuan dan binaan dari CSR di Kabupaten Sleman tentunya semakin meringankan masyarakat, Pemkab Sleman beserta masyarakat perikanan Sleman, dalam memajukan sektor perikanan, guna mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing. Bupati berharap program binaan ini dapat ditingkatkan dan dikembangkan dimasa-masa mendatang. Bantuan berupa unit pengolahan ikan ini, tentunya sangat bermanfaat bagi kemajuan dan pengembangan KPI Mino Ngudi Lestari. Dengan unit pengolahan ikan yang dimiliki ini diharapkan mampu memberi nilai lebih terhadap produksi ikan para petani ikan dan memberikan keuntungan lebih dan peningkatan kesejahteraan para petani ikan, serta menambah laju perputaran roda perekonomian di wilayah Desa Maguwoharjo. Saya berpesan kepada semua pihak, baik pembeli, pedagang, dan masyarakat untuk merawat fasilitas unit pengolahan ikan ini, sehingga senantiasa berfungsi dengan baik. Hal tersebut disampaikan bupati sleman Drs. Sri Purnomo saat peresmian Unit Pengolahan Ikan (UPI) KPI Mino Ngudi Lestari di padukuhan Nayan, Maguwoharjo, Depok Minggu 9 September 2012. Lebih lanjut disampaikan bahwa di DIY masih terjadi defisit produksi perikanan yang cukup besar. Kebutuhan akan ikan yang cukup tinggi, namun tidak diiringi dengan tingkat produksi ikan yang memadai. Kebutuhan akan ikan per tahunnya di DIY, mencapai kurang lebih 90 ribu ton, sementara produksi ikan per tahunnya baru mencapai kurang lebih 70 ribu ton. Jadi, di DIY mengalami defisit produksi perikanan sebesar kurang lebih 20 ribu ton per tahunnya. Lebih dari 30 % konsumsi ikan DIY harus didatangkan dari luar DIY.
Dari sekitar 70 ribu ton produksi ikan pertahun di DIY, masyarakat perikanan Sleman telah mampu memberikan kontribusi 28% dari produksi ikan pertahun di DIY. Dan dari tahun ke tahun produksi ikan di Sleman semakin meningkat. Dengan demikian kedepan, usaha budidaya perikanan dapat menjadi sektor usaha unggulan di Kabupaten Sleman. Hal ini mengingat potensi usaha perikanan di Sleman cukup besar dan sangat potensial untuk lebih dikembangkan lagi, dan pelunamh untuk usaha bidang perimanan masih saangat terbuka. Selain faktor teknis produksi atau budidaya, faktor manajemen usaha terutama pemasaran produk perikanan, juga menjadi kunci suksesnya usaha perikanan. Oleh karena itu, seluruh petani ikan harus dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam hal pemasaran hasil budidayanya. Para petani harus memiliki orientasi pasar dalam usaha budidaya perikanan.
Terlebih lagi produksi perikanan menunjukkan peningkatan. Produksi ikan konsumsi pada tahun 2011 sebesar 18.364 ton naik 26,0%, produksi ikan hias sebanyak 11.909.300 ekor meningkat sebesar 4,05%, dan produksi benih ikan sebanyak 840.182.800 ekor meningkat sebesar 6,91%. Peningkatan produktifitas perikanan tersebut terjadi karena peningkatan produktifitas kolam, meningkatnya jumlah kelompok pembudidaya sebesar 7,24% menjadi 415 kelompok, serta meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan pembudidayaan ikan. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, yang mulai bergeser pada konsumsi makanan non kolesterol. Bahkan untuk memotivasi masyarakat didalam budidaya perikanan, Pemkab Sleman mulai tahun 2011 memberikan fasilitasi pemanfaatan alat berat untuk pembuatan kolam kelompok perikanan.
Sedangkan Dirjen Pengolahan dan Pemasaran hasil perikanan Kementarian Kelautan dan perikanan RI Saud Hutagalung dalam kesempatan tersebut antara lain menyampaikan bahwa budidaya khususnya ikan air tawar masih terbuka lebar untuk usaha, terlebih di Yogyakarta konsumsi ikan masih tinggi dan itu harus diimbangi dengan produksi yang cukup. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat peluang usaha di bidang perikanan maasih terbuka dan menjanjikan, untuk itu digarapkan masyarakat mampu memanfaatkan peluang tersebut. Sementara itu Sales Area Manager Retail DIY CSR Pertamia DPPU Adisucipto Ruslan Wino Marbun dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa bantuan dari CSR pertamina meliputi pakan, bibit ikan Nila merah, pelatihan serta pendampingnan kepada KPI Mino Ngudi Lestari. Dan hasilnya setelah pendampingan dari pertamina hasil paanen budidaya ikan nila di Nayan meningkat hingga 43,85 % dan angka penjualan meningkat hingg 60,06 %. Sedang tujuan utama program tersebut adalah agar terciptanya Mulflier effect dari keberadaan UPI. Shingga tercipta suatu pemberdayaan masyarakat yang teritegrasi, membuka lapangan pekerjaan masyarakat setempat khusunya untuk keluarga tidak mampu, ibu-ibu dan anak-anak usia produktif. Manfaat UPI skala kecil adalah untuk menampung hasil panen ikan dari para petani ikan di dusun Nayan dan dapat lebih menguntungkan secara ekonomis bagi petani ikan serta memiliki dampak positif bagi masyarakat setempat karena terbukanya lapangan pekerjaan baru di dusun Nayan. Peresmian itu sendiri ditandai dengan penantatanganan berita acara oleh Ruslan Wino Marbun dan ketua KPI Mino Ngudi Lestari Heri Santoso. Juga penandatanganan prasasti peresmian UPI oleh Dirjen pengolahan dan pemasaaran gasil perikanan Kementarian Kelautan dan Perikanan RI Saud Hutagalung dan pemotongan buntal oleh bupati sleman Drs. Sri Purnomo. Setelah peresmian dilanjutkan dengan peninjauan UPI daan proses pengolahan ikan nila