Pemkab Sleman Motivasi Pekerja Anak Untuk Bersekolah Lagi
Dinas Nakersos Kabupaten Sleman melakukan program pendampingan bagi pekerja anak yang ada di Kabupaten Sleman. Program ini telah membantu para pekerja anak untuk kembali bersekolah. Selama tahun 2011, Dinas Nakersos melakukan pendampingan kepada 60 pekerja anak yang hasilnya sebagian dari mereka telah menempuh pendidikan lanjutan dengan kesetaraan paket.
Sedangkan pada tahun 2012, Dinas Nakersos melakukan pendampingan pada 90 pekerja anak. Jumlah tersebut diperoleh setelah dilakukan home visit oleh Dinas Nakersos karena berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di Kabupaten Sleman terdapat 375 pekerja anak. Setelah dilakukan home visit oleh Dinas Nakersos, ternyata ke-valid-an data tersebut hanya 30% sehingga hanya terdapat 90 orang pekerja anak di Sleman. Namun demikian tidak ditemukan pekerja anak yang bekerja di sektor formal. Sebagian besar anak-anak tersebut bekerja di sektor informal seperti serabutan, bangunan, petani, karyawan warung/toko maupun bengkel dan tempat cuci motor.
Dinas Nakersos kemudian memberikan pendampingan kepada para pekerja anak- tersebut selama satu bulan di Kaliurang dalam program pendampingan kegiatan PPA-PKH (Pengurangan Pekerja Anak- Program Keluarga Harapan). Pendampingan yang dimaksudkan untuk memotivasi mereka agar kembali ke sekolah ini, materinya diberikan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Dinas Kesehatan, Kepolisian serta Dinas Nakersos. Pemberian motivasi untuk 90 anak tersebut terbagi dalam 3 angkatan (masing-masing angkatan sebanyak 30 anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang ingin dilanjutkan). Untuk mendampingi 90 anak ini, Dinas Nakersos merekrut 9 orang pendamping.
Dari inventarisasi keinginan anak-anak tersebut, sebagian besar anak-anak tersebut menginginkan untuk mengikuti program kesetaraan paket, dan hanya sebagian kecil yang ingin meneruskan sekolah reguler. Alasan pemilihan program kesetaraan paket diantaranya yaitu mereka keberatan dengan disiplin sekolah reguler (masuk pagi dan segala rutinitasnya), terlebih usia mereka sudah melebihi usia anak-anak sekolah umumnya. Selain itu mereka juga harus membantu orangtuanya mencari nafkah.
Namun demikian, untuk mengikuti program kesetaraan tersebut ternyata tidak memungkinkan karena menemui kendala yaitu daya tampung kelas kesetaraan yang telah penuh dan jenis kesetaraan paket yang ada berbeda dengan yang diinginkan peserta. Kendala tersebut memunculkan inisiatif dinas Nakersos untuk membantu anak-anak tersebut dengan kegiatan yang dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Saat ini kegiatan tersebut tengah dalam proses rembug dan pengusulan.