Bupati : Perbedaan Awal Romadhon Adalah Berkah
Upacara Bendera, Selasa, 17 Juli 2012 di lapangan Pemda dilaksanakan dengan Irup Dandim Sleman. Irup membacakan Sambutan Bupati yang mengatakan Awal romadhon tahun ini memang terjadi perbedaan, namun Bupati mengajak untuk menjadikan perbedaan tersebut suatu berkah. Jangan sampai perbedaan awal puasa tersebut dapat melupakan makna dan hikmah dari puasa itu sendiri. Selain itu, saya juga mengharapkan agar bulan Romadhon tidak dijadikan alasan untuk kinerja yang produktif. Kreativitas harus tetap berjalan karena berpuasa tidak menghalangi muslim untuk melakukan kegiatan. Tidak terdapat satu alasan pun yang membenarkan seseorang bermalas-malasan selama menjalani puasa di bulan Ramadan. Padahal Rasulullah SAW justru menjadikan bulan puasa sebagai bulan penuh amaliyah dan berbagai aktifitas positif. Terlebih lagi kita harus tetap menyelesaikan target kinerja yang telah kita tentukan pada tahun 2012 ini.Sebenarnya ibadah puasa hanya merubah jadwal makan dari tiga kali sehari menjadi dua kali, dan berubah waktu makannya. Dari pagi, siang, dan malam menjadi dini hari dan maghrib. Oleh karena itu marilah kita tetap beraktivitas dan bekerja dengan penuh semangat dan teliti. Kinerja kita sebagai pamong praja dituntut untuk senantiasa meningkat. Hal ini juga sesuai dengan esensi puasa yakni agar manusia selalu dapat meningkatkan nilainya di hadapan Allah SWT dengan bertaqwa. Berkenaan dengan hal tersebut, berbagai tantangan dan permasalahan dalam penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Sleman harus segera dicarikan solusinya. Usaha-usaha pemberdayaan masyarakat melalui ekonomi produktif harus senantiasa kita dukung bersama agar kesejahteraan masyarakat juga dapat segera terwujud.
Bupati juga menyampaikan bahwa Kabupaten Sleman memiliki jumlah koperasi lebih dari 600 koperasi yang merupakan jumlah terbesar. Dari jumlah tersebut 85% diantaranya merupakan koperasi yang aktif dan membuat RAT setiap tahunnya. Jumlah ini cukup membanggakan jika dibandingkan angka rata-rata koperasi aktif di DIY yang hanya mencapai 75% dari total jumlah keseluruhan.
Sebagian besar koperasi di Sleman bergerak pada proses simpan pinjam. Upaya ini merupakan kegiatan yang banyak diminati masyarakat, meskipun demikian proses simpan pinjam di koperasi berlangsung cukup lancar. Jumlah kredit macet yang dialami koperasi di Sleman saat ini tidak lebih dari 5% dengan NPL 15%. Hal ini membuktikan bahwa mental anggota koperasi di Sleman cukup baik meskipun pada masa-masa bencana anggota koperasi seringkali mengalami kesulitan dalam pengembalian pinjaman.
Dengan prestasi ini, Pemkab Sleman memperoleh penghargaan Satya Lencana Koperasi untuk ketiga kalinya. Jika kita dapat mempertahankan prestasi ini maka tahun depan kita dapat meraih penghargaan tingkat Bhakti setelah memperoleh penghargaan Satya tiga kali berturut-turut. Keberhasilan ini tidak diraih begitu saja, karena dalam hal ini Pemkab Sleman selalu berupaya memfasilitasi koperasi untuk terus berkembang. Upaya ini diantaranya melalui pemberian pinjaman modal dengan dana pemberdayaan dari Disperindagkop Sleman.
Untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan pada koperasi yang tidak melakukan RAT, Disperindagkop Sleman juga melalukan dialog sehingga koperasi dapat menyampaikan permasalahannya sehingga dapat dicari solusinya. Melalui koperasi, pemerintah berupaya mendidik masyarakat untuk mandiri. Meskipun pada intinya usaha simpan pinjam sama halnya dengan yang dilakukan oleh perbankan, akan tetapi melalui koperasi, anggota dididik untuk bertanggung jawab atas pinjaman sekaligus berupaya menabung dan berinvestasi dalam koperasi. Jika kita memiliki koperasi-koperasi yang sehat, perekonomian Sleman akan mampu menghadapi persaingan global.