Pemerintah Kabupaten Sleman menyelenggarakan Kejuaraan Astec Sleman Badminton 2012 pada Selasa, 9 Juli 2012 di Gedung Olah Raga GOR KONI Pangukan Tridadi Sleman. Kejuaraan ini dikemas dengan tema “ ASTEC SLEMAN BADMINTON 2012 “ dengan tujuan untuk memberi kesempatan bagi para atlit untuk melakukan evaluasi prestasi yang selama ini telah dicapai.

Dasar penyelenggaraan kejuaraan ini adalah program kerja Pengkap PBSI Sleman dengan Astec Jakarta. Kejuaraan ini akan dilaksanakan kurang lebih selama 6 hari mulai tanggal 10 sampai 15 Juli 2012 di GOR KONI Kab. Sleman.Adapun kelompok yang akan dipertandingkan umur usia dini, kelompok anak kelompok pemula,pok remaja, dan kelompok taruna, bahkan juga diselenggarakan kejuaraan ganda veteran dengan kritiria umur max. 90 tahun. Jumlah peserta sekitar 650 atlit dari 65 klub bulutangkis yang berasal dari Propinsi DIY dan Jateng.

Kejuaraan Astec Sleman Badminton 2012 ini merupakan kejuaraan yang istimewa karena diawali pertandingan eksibisi oleh mantan atlit Internasional Alan Budi Kusuma yang berpasangan dengan Aris Budiarti melawan pasangan Yahya dengan Arif. Bagi atlit yang meraih juara akan diberikan hadiah berupa uang pembinaan, piagam, piala, dan alat-alat olah raga.

Pada kejuaraan Astec Sleman badminton 2012 ini juga dihadiri Ketua Umum Pengprop PBSI DIY, Drs. F Kusdarto Pramono, DPRD Sleman, Ketua Umum KONI kab. Sleman, Dewan Komisaris Astec Alan Budi Kusuma, para official, pelatih, dan para atlit peserta kejuaraan Astec Sleman Badminton 2012. Demikian laporan yang disampaikan Ketua Panitia Muhaimin, SH.

Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu, Ssos, M.Hum menyampaikan bahwa penyelenggaraan kejuaraan ini merupakan salah satu sarana pembinaan bagi atlet bulutangkis. Pemerintah menyadari bahwa keberhasilan pembinaan atlet-atlet kita tidak hanya dipengaruhi faktor latihan dan sarana-prasarana latihan, namun juga kesempatan untuk bertanding dan berkompetisi guna menambah pengalaman dan mematangkan teknik dan strategi yang telah diberikan pelatih.

Dengan seringnya mengikuti berbagai kejuaraan maka mental para atlet bulutangkis akan terlatih dalam menghadapi berbagai tekanan, baik dari lawan maupun para suporternya. Dengan mental yang kuat dan tangguh, maka seorang atlet bulutangkis akan lebih fokus dalam menghadapi strategi lawan, sehingga peluang untuk memenangkan pertandingan akan semakin besar.

Untuk mencapai golden age (usia emas) bagi seorang atlet biasanya diperlukan pembinaan sekitar sepuluh tahun. Untuk menuju usia emas, yakni umur 19 – 20 tahun, tentu dibutuhkan sarana untuk berkompetisi untuk memacu dan membuktikan siapa yang layak diorbitkan di usia emas agar bisa berprestasi secara maksimal. Berkenaan dengan hal tersebut itu kejuaraan ini diharapkan untuk mempersiapkan dan mencetak atlet bulutangkis yang handal dan bisa mengharumkan nama bangsa dan negara.

Terlebih lagi bulutangkis telah memasyarakat dengan baik dan tidak sekedar menjadi penyaluran hobi semata akan tetapi juga telah menjadi ajang meraih prestasi. Oleh karena itu melalui kejuaraan ini, diharapkan dapat menjadi wahana munculnya bibit-bibit atlet bulutangkis yang unggul yang dapat diandalkan untuk meraih prestasi, baik ditingkat lokal, nasional maupun internasional.

Dengan makin banyaknya even kejuaraan bulutangkis semacam ini akan membawa manfaat ganda bagi generasi muda kita. Hal ini dikarenakan olah raga dapat dijadikan wahana cross culture activity yang bersifat lintas sektoral, lintas budaya dan lintas daerah. Dengan kegiatan semacam ini kita berharap dapat meminimalisir terjadinya konflik dan mengembangkan sifat sportifitas. Dengan semakin banyaknya alternatif kegiatan seperti coss culture activity ini, maka perhatian dan kegiatan generasi muda kita akan terfokus pada upaya meraih prestasi di bidang yang diminatinya disamping  untuk belajar. Dengan demikian generasi muda kita tidak memiliki waktu lagi untuk memikirkan atau melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat serta terlibat dengan tindak penyalahgunaan narkoba

Kepada para peserta kejuaraan, Wabup berharap agar para peserta kejuaraan bertanding dengan sungguh-sungguh untuk mencapai prestasi yang terbaik. Namun demikian, tekad untuk meraih juara jangan sampai dilakukan dengan mengabaikan nilai-nilai sportifitas dan menghalalkan segala cara. Apapun hasil yang diperoleh dalam kejuaraan ini patut disyukuri dan dapat menambah pengalaman bertanding.