Bupati Sleman, Sri Purnomo menerima audiensi dari tim riset dari UI pada Kamis, 21 Juni 2012. Hadir dalam audiensi ini sejumlah pejabat terkait diantaranya, Kepala Dispenda, Kepala Dinas Pertanian, Kabag Perekonomian dan Kabag Humas. Tujuan dari audiensi ini adalah untuk memperlancar pelaksanaan riset tentang agropolitan dan minapolitan di Sleman. Menurut pimpinan rombongan, Prof. Gunadi menjelaskan bahwa Sleman dinilai kabupaten yang memiliki desa berbasis agropolitan dan minapolitan yang baik dibanding daerah lain di Indonesia. Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi pola percontohan nasional (policy design implementation). Untuk itu, tim  Fisip UI bermaksud untuk meneliti bagaimana kebijakan antar instansi dan implementasi partisipasi masyarakat sehingga program minapolitan di Sleman dapat berhasil.

Bupati Sleman menyambut baik penelitian ini. Sleman merupakan kabupaten dengan jumlah masyarakat agraris yang cukup tinggi, untuk itu pemerintah berupaya menggupayakan untuk mendorong pertanian. Hingga tahun ini Sleman telah menggembangkan 2 varietas padi unggulan yang berhasil meningkatkan surplus beras dari 60 ribu ton menjadi 90 ribu ton per tahun.

Disamping itu pemerintah juga mendorong sejumlah 380 lebih kelompok petani ikan untuk menjadikan Sleman sebagai daerah penghasil ikan terbesar di DIY. Saat ini Sleman telah memasok 80% kebutuhan ikan di DIY. Guna mendorong upaya minapolitan ini, pemerintah membuat stimulan berupa dana gotong royong yang dapat diakses kelompok masyarakat yang memenuhi syarat.  Selain itu, untuk mempertahankan luasan lahan pertanian, pemerintah juga memberikan subsidi pembayaran PBB bagi lahan pertanian untuk mencegah terjadinya konversi lahan dari tanah pertanian menjadi tanah hunian.

Dengan kebijakan tersebut Sleman telah mampu mencapai swasembada pangan dan swasembada daging sejak tahun 2011. Saat ini tercatat 500 hektar lahan perikanan tersebar di 17 kecamatan Sleman yang dikelola oleh Pokdakan (Kelompok Budidaya Ikan). Budidaya ikan konsumsi dan pembenihan di Kabupaten Sleman dilakukan oleh 380 kelompok pembudidaya ikan yang menghasilkan 18 ribu ton ikan dan 18 juta benih ikan. Pembenihan ikan di Sleman didominasi varietas nila, lele, bawal dan gurame melalui BBI (Balai Benih Ikan).

Sedangkan untuk mengatasi masalah penyakit yang kadang terjadi Dinas pertanian, Perikanan dan Kehutanan Sleman bekerjasama dengan Fakultas Pertanian UGM untuk peningklatan managerial skill dan pelatihan pengelolaan ikan. Selain itu juga dibentuk UPP (Unit Pengembangan Perikanan) untuk menanggani dana bantuan penguatan modal bagi petani ikan. Disamping itu juga pemerintah membangun pasar-pasar ikan serta bantuan pengembangan pakan alternatif ikan untuk meringankan beban masyarakat akan mahalnya pakan ikan. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, pemerintah juga melakukan pelatihan untuk kelompok pemula dan peningkatan kapasitas kelompok lanjutan. Dengan konsep seperti tersebut di atas, pemerintah yakin masyarakat lebih siap untuk menghadapai persaingan di masa mendatang.

Di bidang agropolitan, Ir. S. Riyadi menyampaikan bahwa pemerintah bantuan lain diberikan melalui verifikasi bagi kelompok tani yang sudah cukup berkembang. Pada akhir erupsi 2010 yang lalu kegiatan pertanian memang sempat mengalami kerusakan dikarenakan banyaknya lahan pertanian yang kekurangan air karena sumber air yang terkena aliran lahar dingin. Untuk mengantisipasi kerugian akibat lahan puso, pemerintah memberikan penggantian sebesar Rp. 3.750.000,00 per ha lahan puso. Sedangkan untuk perkebunan salak, Dinas Pertanian juga memberikan pelatihan sertfikasi GAP (Good Agriculture Practice) sehingga salak dari Sleman aman dikonsumsi karena terbebas dari residu kimia dan dapat memenuhi kualitas ekspor.