Sejumlah 27 KK yang masuk dalam daftar KK miskin di Desa Margoagung menyatakan bebas dari kemiskinan. Ikrar mereka dilakukan di Balaidesa Margoagung, Rabu 16 Mei 2012 dengan disaksikan Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo, Kepala Dinas Sosial Prop. DIY Drs.Sulistiyo, Kepala Dinas Tenaga kerja dan Tranmigrasi Drs. Yuli Setiyono, Kepala Badan KB ,Pemberdayaan masyarakat dan pemberdayan perempuan dr. Endang Pujiastuti, M.Kes. Pelepasaan keluarga miskin ditandai dengan penyerahan kartu miskin secara simbolis oleh keluarga SUKINI, warga pedukuhan Nganggrung, Margoagung, Seyegan Sleman dan diserahkan kepada Bupati Sleman.

Ke- 27 KK yang menyatakan bebas dari kemiskinan tersebut secara sukarela menyatakan diri tanpa paksaan dari pihak manapun. Hal tersebut mendapat sambutan yang luar biasa oleh Bupati Sleman. Dalam kesaksiannya dihadapan bupati sleman yang berlangsung di Balai Desa Margoagung, Sukini antara lain menyampaikan bahwa niatnya bebas dari kemiskinan tersebut keluar dari lubuk hati yang paling dalam tanpa paksaan dari siapapun, dan ini diikuti oleh KK yang lain yang jumlahnya mencapai 27 KK. Disamping itu niat tulus tersebut karena masih banyak KK yang kondisinya masih berada dibawahnya, hingga pada kesempatan tersebut Sukini berharap agar pemerintah membantu keluarga yang lain yang kondisinya masih berada dibawahnya. Disampaikan pula bahwa niat tersebut juga didasari karena suaminya sudah mulai bisa mandiri dengan bekerja, artinya tidak hanya bergantung pada bantuan pemerintah. Memang dulu pernah menerima beberapa bantuan misalnya BLT dll, dari berbagai bantuan tersebut sebagian bisa ditabung dan akhirnya mampu membeli semen untuk membuat batako, dengan batako yang dibuat sendiri tersebut akhirnya mampu membuat/merehap rumah yang tadinya hanya berlantai tanah dan berdinding bambu/gedek akhirnya mampu membuat rumah yang permanen . Yang jelas Sukini berkeyakinan kalau berusaha dengan sungguh-sungguh siapapun akan lepas dari kemiskinan dan prinsip yang dipegang walau dulu miskin rumah hanya dan hidup susah tetapi tidak malu yang penting bahagia.

Sebagai tanda bebas dari kemiskinan Ny. Sukini dengan disaksikan Bupati Sleman, dan pejabat terkait baik dari Kabupaten Sleman maupun Prop. DIY melepas sendiri Stiker Keluarga Miskin dan diserahkan kepadaa Bupati Sleman yang menyempatkan diri mengunjungi dan menyaksikan kondisi rumah Ibu Sukini yang telah dibangun. Dan dalam kesempatan yang sama secara serentak ke 27 KK tersebut akan melepas sendiri Stiker Keluarga Miskin yang menempal di rumah/pintu masing-masing.

Bupati Sleman dalam kesempatan tersebut antara lain menyampaikan bahwa selama ini masih ada orang yang sebetulnya mampu tetapi memiskinkan diri dengan maksud agar mendapat bantuan dari pemerintah. Sementara yang sebetulnya mampu dan tidak mau menerima bantuan dari pemerintah jumlahnya sangat sedikit. Lebih lanjut disampaikan Bupati Sleman bahwa mereka yang malas maka rejekinya akan jauh, sementara yang mau kerja keras dan tidak malu akan didekatkan rejekinya oleh Tuhan.

Kondisi di Kabupaten Sleman saat ini 83,5 % mereka termasuk KK yang sudah mampu dan selebihnya masih miskin. Kalau saha dari sisanya yang 16.5 % tersebut setiap tahunnya bisa mentas dari kemiskinan dan mambantu yang masih miskin, maka lama kelamaan kondisi KK miskin di kabupaten sleman akan habis.

Kepada kelompok yang mendapatkan bantuan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan. Khusus kepada kelompok PSM yang mendapat bantuan diharapkan mampu memberi contoh kepada dua kelompok yang lepas dari kemiskinan tersebut agar lebih baik.

Sedangkan kepala Dinas Tenaga kerja dan Sosial Drs. Julisetiono dalam kesempatan tersebut melaporkan bahwa setelah sekian tahun dilaksanakan program penanggulangan kemiskinan dan ditetapkannya kecamatan Seyegan sebagai Pilot Project serta pada tahun 2011 adanya program Rumah Tidak Layah Huni (RTLH) dari kementerian sosial RI di desa Margoagung.

Di Desa Margoagung dari 2.825 KK, 100 rumah mendapat program RTLH dengan dana masing-masing rumah 10 juta rupiah dan ternyata mereka mampu membangun dengan biaya lebih dengan kondisi cukup baik. Kaarena dari 100 rumah tersebut dana swadaya yang dikeluarkan masyarakat sebesar Rp. 288.997.500 dari data yang ada setiap rumahnya ada yang menghabiskan dana swadaya sebesar Rp 15 juta. Disampaikan pula oleh Yulisetiyono bahwa dari 27 KK yang lepas dari status miskin tersebut berharap adanya pendampingan dan pembinaan dari pemerintah agar dapat hidup lebih mandiri.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Sleman menyerahkan bantuan penguatan modal sejumlah Rp.108.000.000 untuk dua kelompok, dan Rp 30.000.000 untuk satu kelompok yang merupakan pendamping yakni anggota PSM.

Sementara itu Kepala Dinas Sosial Prop. DIY Sulistiyo dalam kesempatan tersebut berharap masih ada lagi masyarakat yang mau menyatakan tidak miskin dan memberi apresiasi yang tinggi kepada KK/masyarakat yang sudah menyatakan tidak miskin lagi. Dengan dimulainya masyarakat yang menyatakan tidak miskin lagi akan diikuti yang lain, hingga KK miskin kedepan akan berkurang banyak.