Tari “Gumregut” Meriahkan Upacara Puncak Peringatan Hari Jadi Sleman ke-96
Bernuansa Jawa puncak acara Hari Jadi ke-95 Kabupaten Sleman berlangsung meriah tetapi hikmat. Upacara yang dilaksanakan pada Hari Selasa, 15 Mei 2012 mulai Jam 14.00 WIB di Lapangan Denggung Tridadi Sleman berjalan lancar. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bertindak selaku inspektur upacara. Nampak hadir dalam acara tersebut Muspida, ketua DPRD Sleman, para mantan bupati dan wakil bupati sleman diantaranya Drs. Samirin , Zaelani, Spd, Muspida dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan para tamu undangan lainnya. Bertindak sebagai komandan Upacara, Camat Prambanan Sukamto, SH Semua tamu undangan dan juga para peserta upacara mengenakan busana Jawa mataram jangkep dan menggunakan bahasa Jawa. Peristiwa budaya ini juga menarik perhatian masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme masyarakat yang tidak terganggu gerimis hujan dalam menyaksikan kirab di sepanjang jalan.Rangkaian kegiatan upacara ini, diawali dengan kirab Bregodo dari Jalan Parasamya dengan membawa Pusaka serta panji-panji upacara.
Setelah seluruh Bregodo atau peserta upacara memasuki arena upacara di Lapangan Denggung, para tamu undangan disuguhi pagelaran Tari “Gumregut” yang diikuti oleh 30 penari yang terdiri dari para seniman dan seniwati Kabupaten Sleman dan para penari dari Sanggar Tari Sarayuda. Sebagai Pimpinan Produksi Tari ini Edy Winarya, S.Sn, bertindak sebagai Koordinator Artistik Arief Bowolaksono, S.Sn dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman.
Menurut Eko Ferianto, Gelar tari bertajuk “Gumreget” ini menceritakan semangat kebersamaan dan kegotongtroyongan warga dalam membangun daerah, mencintai, melestarikan dan mengembangtkan budaya. Tarian ini juga berisi ajakan bagi seluruh warga untuk menyatukan tekad dan tujuan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan tema Hari Jadi Kabupaten Sleman ke-96 “Dengan Hari Jadi Kabupaten Sleman Kita Tingkatkan Kebersamaan Dalam Kedamaian dan Kesantunan”
Upacara diikuti oleh 79 bregada yang diantaranya terdiri dari bergada pembawa rontek dan pusaka, bregada dari instansi di lingkungan Pemkab Sleman , bregada dari 17 kecamatan, bergada prajurit dari berbagai wilayah yang seluruhnya berjumlah kurang lebih 2600 orang serta tamu undangan.
Dalam sambutannya Gubernur DIY berharap agar rangkaian acara hari jadi bisa berjalan lancar, hikmat dan selamat, atas berkah yang maha kuasa. Rangkaian acara Hari Jadi dengan doa syukur, tirakatan kirab dsb merupakan wujud menyatunya antara agama dan tradisi budaya. Seperti kidung kamulyan yang diperuntukan pada Yang Maha Kuasa. Bentuk tirakat dan kirab broto punya maksud perilaku bersatu, tekad bulat untuk mencari berkah, perlindungan, keselamatan dari Yang Maha Kuasa.
Segala kegiatan, begitu arak arakan mega ngampak sebagai bentuk pelestraian klebet2 dan umbul umbul abdi dalem keprajuritan yang beraneka warna menurut wilayahnya masing masing, seperti Podang Ngisep Sari dari Gunung Kidul, Pandhan binethot dari bantul, pare anom dari Kulon progo. Bangun tolak dari Kota Yogyakarta dan Mego Ngampak dari Sleman. Mego Ngampak ini menggambarkan sifat Gunung Merapi yang sering mengeluarkan awan panas / “ Wedhus Gembel”. Dengan hari jadi ini sebaiknya seluruh aparat pemerintah instospeksi apakah selama ini cita cita dan langkah yang diambil telah sesuai dengan visi dan misi Kabupaten Sleman. Segala sesuatu harus dijalani dengan usaha keras untuk mencapai harapan dengan mengikis sifat nafsu angkara murka. Semua itu agar tercapai menyatunya rakyat dan pemimpinya dalam pemerintahan di Kabupaten Sleman. Gubernur berharap bahwa kita sebagai manusia makhluk Tuhan, selalu mendekatkan diri kepada Nya. Sehingga masyarakat selalu merasa dilindungi, diayomi oleh pemimpinnya. Pemimpin yang baik itu bias menyatu dengan seluruh lapisan masyarakat. Dengan semua itu Gubernur turut berbahagia atas peringatan HUT ke-96 Kabupaten Sleman. Semoga masyarakat Sleman senantiasa dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa, dan semua cita cita masyarakat Sleman dapat tercapai.
Sebelum upacara di Lapangan Denggung, telah diselenggarakan juga beberapa rangkaian acara diantaranya Kenduri dan Kirab Bedhol Praja yang menandakan perpindahan pusat pemerintahan dari Ambarukmo ke Beran, Tridadi. Acara dilanjutkan dengan Kirab dan Penyerahan Tombak Kyai Turunsih di Pendopo Parasamya dari Sekda Kabupaten Sleman, dr. Sunartono, M.Kes kepada Ketua Panitia Hari Jadi Kab. Sleman, R. Djoko Handoyo, SH.
Pada pukul 12. 00 WIB juga telah diadakan sidang paripurna istimewa dalam rangka HUT Sleman. Sidang diikuti oleh bupati dan wakil bupati sleman serta para anggota dewan dan dipimpin oleh ketua DPRD Sleman Kuwanto. Dalam sambutannya, Bupati Sleman menyampaikan bahwa dalam usianya yang ke-96 ini, Kabupaten Sleman dihadapkan dengan tantangan-tantangan berat seperti penurunan angka kemiskinan dan angka pengangguran, peningkatan angka harapan hidup dan peningkatan layanan pendidikan di Kabupaten Sleman. Ditekankan juga oleh Bupati Sleman bahwa kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Merapi khususnya sektor perumahan menjadi prioritas utama pembangunan. Dalam acara ini Bupati Sleman juga sekaligus menyampaikan ajakannya agar para warga turut serta menjaga keamanan dan ketertiban Sleman dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.