Bupati Sleman Sri Purnomo mengharapkan panitia lomba desain batik Sleman 2012 untuk lebih menekankan kepada penyelenggara mencari indikator ciri khas batik Sleman sebelum batik lokal dikenalkan lebih jauh kepada masyarakat sleman pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Hal tersebut dikatakan Bupati Sleman Sri Purnomo, ketika menerima panitia penyelenggara lomba desain batik Sleman Tingkat Nasional 2012 di Ruang Rapat Bupati, Kamis, 23 Februari 2012.

Sri Purnomo menyambut baik adanya lomba desain batik 2012 di Kabupaten Sleman. Penyelenggaraan kegiatan seperti itu justru akan menambah khasanah pilihan motif batik di Kabupaten Sleman, selain batik sembada yang selama ini telah dikenakan karyawan-karyawati Pemkab Sleman, termasuk masyarakat umum. Bupati mengatakan  setelah indikator ciri khas batik Sleman dilaunching bertepatan Hari Jadi Sleman, Mei mendatang, kedepan permintaan batik sleman dipasaran diharapkan akan terus mengalami peningkatan. Selain membawa nama baik Sleman ditingkat nasional maupun internasional, juga dapat menggerakan ekonomi kreatif  di Kabupaten Sleman

Pada Kesempatan itu, Pusat Hak Kekayaan Intelektual  UII, Budi Agus R berpendapat panitia  perlu memikirkan ulang tentang strategi pemanfaatan motif batik pasca diselenggarakan lomba desain batik Sleman 2012, apakah diproduksi untuk kepentingan para pegawai pemda dan siswa sekolah di wilayah Sleman, atau mencari alternatif yang lain. Menurutnya di tengah-tengah gencarnya kabupaten / kota di Indonesia mengenalkan produk ciri khas batik di masing-masing wilayahnya, pasca lomba desain batik Pemerintah Kabubaten Sleman perlu memikirkan motif batik khas Sleman untuk dipatenkan atau melalui hak kekayaan intelektual. Menurutnya  kedepan untuk melakukan Proteksi motif batik Sleman bukan diserahkan langsung pihak perajin namun kepada Dekranasda Kabupaten Sleman. Selain memiliki kekuatan untuk melakukan upaya pelarangan kepada pihak yang menyalahgunakan karya seni batik khas Sleman juga memudahkan monitoring di lapangan. Disisi lain, melalui Dekranasda juga memudahkan para pengrajin batik mengikuti mekanisme hukum yang disebut lisensi. Artinya masyarakat tidak perlu berurusan dengan polisi, namun cukup menemui pelanggar untuk diajak bicara apakah akan memproduksi batik khas Sleman, atau tidak. Bila warga luar Kabupten Sleman akan memproduksi batik khas Sleman, dapat dimintai royalty oleh Dekranasda yang diharapkan secara ekonomi akan masuk pihak Dekranasda termasuk pihak perajin agar  tidak menghambat inovasi dan kreatifitas baru mereka.

Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Panitia Penyelenggara, Dra. Hj Kustini Sri Purnomo, mengatakan Lomba Desan Balik Sleman LDBS Tingkat Nasional akan menjadi agenda tahunan Dekranasda Kabupaten Sleman. Jadwal lomba pendaftaran dan pengumpulan karya mulai tanggal 1 Maret hingga 3 April 2012 mendatang. Penjurian seleksi nominator LDBS 4 April 2012 dan pengumuman nominator 5 April 2012 melalui media massa dan nominator akan dihubungi langsung panitia melalui telepon. Untuk pengumpulan karya nominator 24 April dan pengumuman  pemenang lomba 28 April  serta untuk penyerahan hadiah akan dilaksanakan tanggal 29 april 2012 mendatang.

Lomba desain untuk mengangkat dan mendorong SDM dan potensi industri kreatif batik Sleman, termasuk pintu masuk motif batik Sleman menuju tataran Nasional LDBS. Tema  yang diangkat adalah “ Kekayaan Alam dan Budaya Kabupaten Sleman dalam Karya Motif Batik”, Adapun tujuan lomba adalah meningkatkan apresiasi masyarakat, terhadap batik sebagai warisan budaya bangsa yang telah diakui dunia sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan bersama. Selain itu, mengali potensi desainer batik Indonesia agar mampu mengungkapkan ekspresi keindahan alam dan budaya di Kabupaten Sleman, serta sebagai ajang promosi bagi perajin Kabupaten Sleman yang tergabung dalam binaan Dekranasda Kabupaten  Sleman.