Harus ada pengaturan teknis pemakaian air antar warga sehingga tidak terjadi selisih paham yang tidak perlu. Jika ada persoalan harus diselesaikan dengan cara baik-baik, dirembug  dan diupayakan secara musyawarah kekeluargaan. Hal tersebut disampaikan Sekda Sleman dr Sunartono, MKes, ketika membacakan sambutan tertulis Bupati Sleman  dalam acara Peresmian Instalasi Air Bersih bantuan dari Dana kemanusiaan harian umum Kompas pada Selasa 15 Nopember 2011 di padepokan Petruk milik Romo Sindu di Tanen, Hargobinangun Pakem.
Ditambahkan oleh Sunartono bahwa sebelum terjadi erupsi Merapi tahun 2010 lalu, ketersediaan air di lereng Merapi ini cukup melimpah. Masyarakat kecamatan Pakem dan Cangkringan mendapatkan air bersih dari sumber mata air Umbul Wadon dan Bebeng. Karena kejadian bencana erupsi Merapi, sumber mata air di Pakem  tertimbun material erupsi dan hingga kini belum dapat berfungsi kembali. Akibatnya, masyarakat di kecamatan Pakem dan Cangkringan mengalami kesulitan air bersih. Bahkan nilai kerusakan jaringan air bersih ini ditaksir kurang lebih mencapai 19 Milyar rupiah.
Pada saat tanggap darurat di bulan Oktober-November 2010 yang lalu, suplay air bersih dilakukan dengan mobil tangki air. Namun metode ini memerlukan biaya yang mahal sehingga tidak dapat dilakukan terus menerus. Oleh karena itu Pemkab menyambut baik adanya bantuan ini. Diharapkan pembangunan instalasi air bersih  dengan teknologi ini mampu menjadi solusi pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat Pakem dan sekitarnya. Mengingat sangat berharganya keberadaan instalasi ini, setelah peresmian ini warga masyarakat harus dapat mengelola dan memanfaatkannya dengan baik. Didalam operasionalnya instalasi air ini jangan hanya dipakai saja tetapi juga perlu dirawat secara rutin.
Ditambahkan oleh Sunartono bahwa di wilayah Sleman pengelolaan air bersih untuk masyarakat dilakukan oleh dua pihak. Untuk wilayah perkotaan pengelolaan air bersih dilakukan oleh PDAM, sedangkan di wilayah pedesaan di kelola oleh pengelola Air Minum Pesedesaan (Perpamdes). Pada tahun 2010 lalu, di wilayah Kabupaten Sleman telah tersebar 156 kelompok Perpamdes. Kecamatan Turi memiliki jumlah anggota terbanyak yaitu 55 kelompok, disusul Kecamatan Tempel 25 kelompok dan Pakem 18 kelompok. Bahkan kelompok kelompok perpamdes tersebut telah membentuk paguyuban di tingkat Kabupaten. Untuk menguatkan kelembagaan perpamdes  baik dalam aspek administratif  maupun operasional, pada tahun 2011 ini Dinas PUP  telah melakukan pendampingan bagi  49 kelompok Perpamdes.  Dengan pengelolaan yang profesional bantuan instalasi air bersih ini dapat dimanfaatkan secara maksimal dan terjaga kesinambungan operasionalnya.