Empat orang mengalami luka baik luka berat maupun ringan, bahkan ada yang patah tangan saat terjadi bencana lahar dingin di wilayah Kecamatan Tempel. Yang lebih memprihatinkan lagi disaat terjadi becana lahar dingin masih ada orang yang memanfatkan situasi yang semrawut tersebut dengan mengambil barang milik orang lain. Tetapi dengan kesigapan aparat keamanan dan masyarakat yang pedulis dengan keamanan lingkungan pencuri tersebut berhasil ditangkap,  belum lagi adanya warga yang mengalami stres akibat kehilangan keluarga dan harta benda yang ikut terbawa arus lahar dingin.

Kejadian tersebut terjadi dalam simulasi/gladi lapang penanggulangan bencana banjir lahar dingin di desa Lumbungrejo Kecamatan Tempel. Gladi lapang dipusatkan di lapangan Lumbungrejo pada Jumat 28 Oktober 2011. Hadir dan ikut berperan sebagai pelaku dalam gladi lapang antara lain Camat Tempel Hery Sutapa, Kapolsek Tempel, Danramil Tempel, para kepala desa se-Kecamatan Tempel beserta aparat dan masyarakat Tempel. Gladi lapang penanggulangan bencana menurut Camat Tempel Hery Sutapa dimaksudkan sebagai upaya awal penanganan bila terjadi bencana lahar dingin sehingga masyarakat sudah siap dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Disamping itu pula agar masyarakat mengetahui apa yang harus dilakaukan bila sewaktu-waktu terjadi bencana, meskipun hal tersebut tidak diharapkan.

Jalannya gladi lapang dimaksudkan pula untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat, apabila  terjadi hujan lebat yang disertai gemuruh dari gunung merapi dan terjadi guguran lava dengan jarak luncur sekitar 6 km, maka masyarakat terutama disekitar bantaran kali krasak untuk meningkatkan kewaspadaan.

Pada saat yang bersamaan dilaksanakan pula gladi lapang apabila terjadi putting beliung yang memporak porandakan beberapa pedukuhan di wilayah Tempel dan banyak pohon tumbang yang disertai dengan padamnya listrik, sehingga membuat masyarakat panik dan menyelamatkan diri.

Terjadi bencana lahar dingin yang menerjang pedukuhan Tempel menyebabkan banyak rumah yang hanyut dan memakan korban manusia dan harta benda. Namun berkat kesigapan Muspika Kecamatan Tempel yang didukung Tagana  dan para kepaala desa maka situasi dapat dikendalikan termasuk penanganan para pengungsi. Pada saat itu juga muspika mendatangi para pengungsui untuk menenangkan dan mengarahkan pada para pengungsi untuk tidak panik karena semua akan ditangani pemerintah kecamatan dan pemerintah desa. Dalam gladi lapang tersebut juga melibatkan beberapa sekolah baik SD, SMP, SMA maupun Puskesmas setempat. Total yang ikut terlibat dalam gladi lapang tersebut sekitar 300 orang.