Pasca Erupsi, Sebagian Besar Irigasi Sudah Mengalir Lancar
Pasca erupsi Merapi dan banjir lahar dingin tahun 2010 sampai dengan 2011 yang lalu telah menyebabkan infrastruktur irigasi di sejumlah daerah irigasi di daerah Sleman mengalami gangguan ketersediaan air yang digunakan untuk mengairi areal pertanian seluas 8.701 hektar. Robohnya saluran irigasi ini diakibatkan oleh hancurnya bendungan dan robohnya saluran irigasi maupun yang disebabkan karena sedimentasi.
Sejumlah 93 daerah irigasi (termasuk saluran mataram tercatat mengalami kerusakan infrastruktur irigasi. Hingga saat ini dari 93 daerah irigasi tersebut, 67 diantaranya (termasuk Saluran Mataram) sudah dapat mengalir lancar sedangkan 23 sisanya dengan luas total area 643,16 hektar belum bisa mengalir lancar secara alami melalui saluran.
Selama ini beberapa langkah yang telah ditempuh dalam rangka tanggap darurat irigasi meliputi cara menaikkan muka air sungai dengan bendungan sementara (bronjong). Selain itu di beberapa daerah juga dibuat saluran darurat dengan menggunakan pipa pralon diameter 8” ataupun dengan mendistribusikan pompa air portable diameter 4” bagi lokasi yang belum bisa mengalir secara alami melalui saluran. Langkah antisipasi lainnya yang telah dilaksanakan adalah dengan menyiapkan sumur pompa dalam yang tersebar di wilayah Kabupaten Sleman sebagai cadangan apabila memang kondisi ketersediaan air permukaan terganggu. Operasionalisasi sumur pompa ini adalah langkah terakhir mengingat langkah ini memerlukan biaya operasional yang tinggi yaitu Rp. 50.000/jam operasi/ sumur pompa.
Sumur pompa dalam yang siap operasi di wilayah Sleman sejumlah 28 unit dengan debit masing-masing sekitar 20 liter/detik, dengan debit tersebut untuk tanaman palawijo dapat mengoncori lahan seluas 30-40 hektar untuk tiap-tiap sumur pompa. Selain itu terdapat 2 sumur bantuan dari Dinas Pertanian di Selomartani dan Widodomartani untuk membantu pengairan masyarakat. Meskipun demikian, mengingat ketersediaan air yang terganggu akibat terbakarnya hutan di lereng Merapi (sehingga cadangan air yang tersimpan menyusut) maka cara lain yang sudah ditempuh bekerjasama dengan Dinas Pertanian adalah dengan mensosialisasikan tata tanam Palawija.