Untuk kembali menumbuhkan semangat seluruh masyarakat Sleman untuk kembali merevitalisasi dan mengaktualisasikan Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara, pada 15 Juni 2011 diselenggarakan Sarasehan pembudayaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Pendopo Rumah Dinas Bupati. Sarasehan ini diharapkan mampu mendapatkan suatu rumusan cara pengaktualisasian nilai-nilai luhur Pancasila yang efektif sehingga rakyat Sleman bukan hanya menghayati namun juga mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Hadir dalam acara ini Bupati Sleman Sri Purnomo, Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu dan para asisten Sekda Kabupaten Sleman. Para undangan yang hadir dalam acara ini adalah para camat dari 17 kecamatan di Sleman. Bertindak sebagai narasumber adalah dr. Farhan Hamid sebagai perwakilan Ketua MPR RI dan Prof. dr. Sutaryo, SpA dari UGM.  Dalam sambutannya, Bupati Sleman menyampaikan latar belakang penyelenggaran  sarasehan Pancasila karena perlunya pemahaman
nilai-nilai Pancasila yang semakin ditinggalkan masyarakat sehingga muncul banyak konflik yang didasari idiologi dan SARA. Oleh karena itu, dr. Farhan Hamid mengingatkan para hadirin untuk senantiasa membudayakan nilai Pancasila kepada generasi muda dengan cara-cara yang efektif melalui edukasi, sosialisasi dan keteladanan sejak dini sehingga menjadi budaya yang berakar kuat dalam kepribadian penerus bangsa. Beliau juga mengingatkan tentang pentingnya pembentukan karakter manusia Indonesia sebagai bentuk manifestasi tujuan pendidikan yakni membentuk manusia Indonesia yang beriman,
takwa, cerdas, terampil serta mengaktualisasikan Pancasila dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Lebih lanjut, Prof. dr. Sutaryo, SpA menjelaskan bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila harus juga diamalkan dalam setiap kebijakan Negara, termasuk diantaranya kebijakan dalam ranah pendidikan sejak dari tingkat dasar. Menurut beliau, penggunaan simbol dan bendera negara perlu ditingkatkan intesitasnya melalui upacara bendera rutin dan pendidikan kewarganegaraan sejak dini. Dalam ranah perniagaan
Sutaryo juga mengingatkan tentang perlunya tindakan preventif terhadap neo liberalisme yang secara tidak langsung dapat melemahkan ekonomi masyarakat tradisional. Globalisasi dan impor berbagai produk luar negeri menguntungkan negara namun di sisi lain juga akan menghancurkan perekonomian masyarakat tradisional.