Beberapa Kali Gagal Panen, “Sarana Makmur” Bertekad Tanam Palawija
Dilatar berlakangi beberapa kali gagal panen, kelompok tani yang tergabung dalam “Sarana Makmur” bertekad akan menanam polowijo. Hal ini dimaksudkan untuk memutus mata rantai berkembangnya wereng batang coklat (WBC), selain itu juga untuk lebih meningkatkan penghasilan petani. Hal itu diungkapkan pada acara pencanangan penanaman polowijo/jagung di bulak Barak, Margoluwih, Seyegan, Senin 30 Mei 2011. Pencanangan dihadiri oleh Bupati Sleman, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Seman serta Muspika Kecamatan Seyegan dan anggota kelompok tani sarana makmur.
Bramastyo selaku ketua kelompok tani sarana makmur mengatakan, Bulak Barak adalah seluas 63 ha, yang telah ditanami jagung seluas 60 Ha untuk musim tanam 2011. Sedangkan sisanya seluas 23 ha diharapkan pada musim tanam 2012 akan ditanami jagung. Sementara jenis jagungyang ditanam adalah 11 B kerja sama dengan PT Branita Sandini yang akan menanam jenis jagung kwalitas benih. Kedepan, diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan benih jagung diwilayah lain baik Sleman maupun daerah lain.
Dijelaskan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman, Ir. S. Riyadi Martoyo, MM, bahwa Penyebaran populasi Wereng Batang Coklat (WBC) semakin meningkat sejak bulan Juni 2010 menyerang kecamatan Prambanan seluas 20 Ha tapi dapat segera dikendalikan.pada bulan Nopember menyebar di wilayah Margodadi Seyegan tapi dapat segera dikendalikan dengan mengadakan penyemprotan secara massal,selanjutnya muncul di kecamatan lain seperti Godean,Gamping juga dapat segera diatasi dan sampai dengan bulan Mei 2011 polulasi serangan WBC semakin menyebar dan hampir merata di semua kecamatan seluas 936 Ha dan yang mengalami puso seluas 210 Ha dan yang terluas adalah di seyegan selauas 329 Ha dan mengalami Puso 78 Ha.
“Peningkatan populasi dan serangan WBC disebabkan oleh berbagai hal,antara lain: Petani tidak melakukan pengamatan secara teratur dan benar,petani menanam padi secara terus menerus,varitas yang ditanam tidak tahan wereng,sifat gotong royong petani sudah mulasi pudar” kata Riyadi.
Riyadi menambahkan, untuk mengurangi berkembangnya populasi serangan WBC Dinas telah melakukan upaya upaya antara lain, Pengamatan rutin lebih ditingkatkan sebagai antisipasi dini,Koordinasi ditingkat Kelompok tani, desa, gapoktran, Kecamatan, memberikan bantuan pestisida dan pinjaman Mitsblower,Membentuk Posko pengendalian Tingkat Unit Pelayanan Terpadu BP3K dan merubah pola tanam dengan tanaman jagung melalui kemitraan dengan Sygenta maupun Branita.
Bupati Sleman Drs.Sri Purnomo.Msi dalam sambutannya mengatakan,Menanam ada ilmu tertentu, untuk itu diharapkan para petani tidak segan dan malu untuk bertanya kepada para penyuluh lapangan pertanian agar hasil pertaniannya bisa maksimal,karena saat sekarang Musim juga kurang bersahabat,sehingga sukar untuk diprediksi. Sri Purnomo berharap,dengan kiat yang di ikrarkan oleh kelompok tani sarana makmur untuk merubah pola tanam yang sebelumnya Padi Padi Pantun menjadi Padi Padi Polowijo,hasil yang diperoleh akan maksimal dan menaikkan tarap hidup para petani. Diharapkan kelompok tani yang lain segera mengikuti gerakan ini.
Selain itu juga mengingatkan kepada kelompok tani Sarana Makmur yang dalam pemasaran tanaman polowijo bekerjasama dengan PT Branita Sandini, agar kerjasama dituangkan dalam bentuk tertulis dan dilakukan perembugan secara matang agar nantinya para petani tidak dirugikan.