Tahun 2011 ini masyarakat Sleman menghadapi tantangan yang semakin berat. Diantaranya adalah upaya untuk memulihkan kondisi Sleman pasca bencana erupsi Merapi. Masyarakat Sleman bisa bekerja keras dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi. “Marilah kita saling bahu membahu dan membulatkan tekad untuk bangkit dan membangun Sleman agar lebih baik di hari esok”, demikian sebagian harapan Bupati Sleman, Sri Purnomo, yang disampaikan dalam acara Doa Syukur Memperingati Hari Jadi Ke-95 Kab. Sleman, di Masjid Agung Sudiro Husodo pada hari Kamis, 12 Mei 2011. Kegiatan doa syukur ini dihadiri oleh kurang lebih 1000 jamaah yang terdiri dari para PNS, TNI/Polri, Siswa SMK/SMA disekitar Kecamatan Sleman.
Lebih lanjut Bupati Sleman mengajak seluruh masyarakat Sleman apapun agamanya, apapun sukunya, dan apapun golongannya, bergandeng-tangan membangun Sleman agar lebih makmur dan sejahtera. Walaupun kemajuan di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, perekonomian, pertanian, sosial dan lainnya telah dicapai dan nikmati, namun masih banyak pekerjaan yang masih membutuhkan perhatian, seperti masih besarnya angka kemiskinan serta masalah rehabilitasi dan rekontruksi pasca musibah erupsi merapi.
Menurut Bupati, tugas yang berat ini akan terasa ringan jika segenap masyarakat saling berimpati satu sama lain, serta mengedepankan rasa kebersamaan dan kegotongroyongan. Kegiatan doa syukur itu sendiri, menurut Bupati dimaksudkan sebagai perwujudan rasa syukur dan permohonan doa agar proses pembangunan dan pemerintahan di Kabupaten Sleman dapat berjalan dengan baik dan lancar.   
Selain dilakukan oleh umat Muslim, kegiatan doa syukur juga dilaksanakan oleh umat Katholik yang dilenggarakan di Gereja St. Paulus, Klepu, Sendangmulyo Minggir. Kegiatan doa syukur umat Kristen, diselenggarakan di Balai Desa Tegaltirto Berbah, doa syukur umat Hindu diselenggarakan di Pura Widya Dharma Dero Wedomartani Ngemplak, dan doa syukur umat Budha, diselenggarakan di Vihara Karangjati, Sendangadi Mlati.