Meski Cuaca Tak Mendukung, Upacara Hari Jadi Ke 95 Kabupaten Sleman Berlangsung Khidmat
Pemkab Sleman memperingati Hari Jadi ke-95 Kabupaten Sleman dengan upacara bernuansa Jawa yang berlangsung meriah tetapi hikmat. Upacara yang dilaksanakan pada Hari Minggu 15 Mei 2011 mulai Jam 14.00 WIB di Lapangan Denggung Tridadi Sleman berjalan lancar walaupun cuaca sore itu kurang mendukung. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bertindak selaku inspektur upacara. Nampak hadir dalam acara tersebut Muspida, ketua DPRD Sleman, para mantan bupati dan wakil bupati Sleman diantaranya Drs. Samirin , Zaelani dan para tamu undangan lainnya. Semua tamu undangan dan juga para peserta upacara mengenakan busana Jawa mataram jangkep dan menggunakan bahasa Jawa. Peristiwa budaya ini juga menarik perhatian masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme masyarakat yang tidak terganggu gerimis hujan dalam menyaksikan kirab di sepanjang jalan.
Rangkaian kegiatan upacara ini, diawali dengan kirab Bregodo dari Jalan Parasamya dengan membawa Pusaka serta panji-panji upacara. Setelah seluruh Bregodo atau peserta upacara memasuki arena upacara di Lapangan Denggung, para tamu undangan disuguhi pagelaran Tari “Cahya Nirakila” yang diikuti oleh 80 penari. Para penari adalah siswa-siswi SMA N 1 Mlati, SMA N 1 Pakem, SMA N 2 Ngaglik, SMA N 1 Seyegan, serta penari dari sanggar Tari Kembang Sakura. Sebagai koreografer atau penata tari adalah Eko Ferianto, S.Sn dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman.
Menurut Eko Ferianto, Gelar tari bertajuk “Cahya Nirakila” ini menceritakan kejadian erupsi merapi yang menyisakan duka dan trauma berkepanjangan yang dirasakan oleh masyarakat terutama anak-anak di Sleman. Namun kejadian erupsi ini kemudian bisa dipahami sebagai pelajaran agar kita selalu siap dan waspada dalam menhadapi setiap bencana yang mau tidak mau harus dirasakan kehadirannya, sehingga perlu kesiapan mental dan fisik dari seluruh masyarakat Sleman. Bagai “Cahya Nirakila” masyarakat Kabupaten Sleman bangkit untuk menata hidup yang gilang gemilang, tegas Eko Ferianto.
Upacara diikuti oleh 82 bregada yang diantaranya terdiri dari bergada pembawa rontek dan pusaka, bregada dari instansi di lingkungan Pemkab Sleman , bregada dari 17 kecamatan, bergada prajurit dari berbagai wilayah yang seluruhnya berjumlah 2600 an orang serta tamu undangan.
Dalam sambutannya Gubernur DIY antara lain mengatakan bahwa ia bersyukur karena ketika warga Sleman terkena bencana erupsi Merapi pada akhir tahun 2010 yang lalu terbukti bahwa seluruh warga DIY dapat bergotong royong bersama-sama membantu. Hal ini merupakan ajaran yang adiluhung warisan para leluhur yang dibangun selama bertahun-tahun yang kemudian menjadi adat untuk saling bantu-membantu dan bergotong royong secara ikhlas. Gubernur juga dapat ikut merasakan pedihnya kehilangan keluarga yang sangat dicintai dan rumah yang telah dibangun bertahun-tahun yang kemudian luluh lantak karena bencana erupsi Merapi. Gubernur mengutarakan tentang adanya ajaran Jawa ‘sanyari bumi’ yang berkaitan dengan bumi atau pekarangan. Meskipun hanya sanyari (sejengkal) atau hanya seujung jari sekalipun tapi jika berkaitan dengan rumah warisan turun temurun tentu terasa berat untuk ditinggalkan walaupun tanah tersebut masuk dalam KRB 3.
Oleh karena itu, Gubernur berharap agar warga tidak berlarut-larut dalam kesedihan karena terjadinya bencana erupsi sudah digariskan oleh Tuhan. Semoga warga Sleman ikhlas dan tabah dalam menghadapi cobaan ini. Rumah dan harta benda boleh rusak dan hilang akan tetapi semangat hidup jangan sampai hilang karena masih banyak harapan yang adapada pundak pemuda dan tunas bangsa yang akan melanjutkan cita-cita sebelumnya.
Sebelum upacara di Lapangan Denggung, pada pukul 13. 00 Wib diadakan sidang paripurna istimewa dalam rangka HUT Sleman. Sidang diikuti oleh Bupati dan Wakil Bupati sleman serta para anggota dewan dan dipimpin oleh ketua DPRD Sleman, Kuswanto. Hal yang sama juga diutarakan oleh Bupati Sleman, dengan mengingatkan bahwa momen peringatan hari jadi ini dapat dijadikan momentum untuk merenung dan merefleksi diri untuk kemudian memupuk semangat untuk bangkit kembali dari keterpurukan dari bencana yang telah berlalu. Selain itu, Bupati Sleman juga mengajak warga Sleman bersama-sama dengan pemerintah dan seluruh stakeholders yang ada di Kabupaten Sleman untuk memajukan Sleman dan mempertahankan capaian dan berbagai prestasi yang telah diraih sebelumnya seperti misalnya prestasi Kabupaten Sleman di bidang implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sehingga meraih prestasi nomor 3 tingkat nasional.