Bupati Sleman Drs. H. Sri Purnomo, MSI. memimpin Silaturahmi ke Rumah Mantan Bupati dan Wabup dalam rangkaian kegiatan menyambut Hari Jadi Sleman ke 95 . Silaturahmi dilaksanakan Rabu, 11 Mei 2011, disertai pula oleh Wakil Bupati, Muspida Sleman Kapolres, Dandim dan Ketua Pengadilan Agama, Ketua DPRD Sleman, Assekda serta Kepala Dinas dan Kepala Instansi di lingkungan Pemkab Sleman.
Silaturahmi diawali di kediaman mantan Wakil Bupati Sleman periode 2000 – 2005, Bapak H. Zaelani, MPdI, mantan Wakil Bupati di Candran Sidoarum Godean, Selanjutnya ke kediaman Bapak Drs. H. Arifin Ilyas Mantan Bupati Sleman periode 1990 – 2000 di Babadan, Condongcatur, Depok dan terakhir di rumah Mantan Bupati Sleman periode 1985 – 1990 Bapak Drs. H. Samirin di Ngentak, Caturtunggal,  Depok. Di tempat ini rombongan diterima Drs Samirin berserta istri dan juga paguyuban mantan pejabat Sleman yang tergabung dalam Padma Kusuma.
Bupati Sleman dalam sambutannya mengatakan tujuan kedatangannya yakni untuk menyambung tali silaturahmi/persaudaraan teriring doa agar diberi kesehatan dan berbagai macam kebahagian dan diberi umur panjang yang bermanfaat sehingga bisa memberikan bimbingan kepada para pejabat yang saat ini diberi amanah untuk menjalankan roda pemerintahan di Sleman
Sementara itu para Mantan Bupati dan Wakil Bupati mengucapkan terima kasih dan merasa bahagia atas kunjungan Bupati dan Wakil Bupati serta para pejabat. Kunjungan tersebut  merupakan suatu kehormatan yang besar dan mudah-mudahan silaturahmi yang baik itu supaya dilestarikan oleh para pejabat yang akan datang.  Zaelani juga mengucapkan bela sungkawa yang mendalam terhadap kejadian bencana erupsi Merapi dan semoga Bupati dan Wakil Bupati diberi kesabaran dalam penanganan pasca erupsi Merapi yang semakin berat tantangannya. Sebagai seorang mantan pejabat pada saat kejadian erupsi Merapi juga menyempatkan diri untuk mengunjungi korban, dan saat itu tidak tau apa yang mesti dikerjakan, namun hari berikutnya datang para pengungsi yang minta ijin untuk mengungsi di rumah dan ini kesempatan untuk berbuat sesuatu dan dijinkan 450 orang pengungsi tinggal selama 21 hari di rumah Candran. Dan selanjutnya juga ada 400 orang pengungsi yang tinggal tersebar di wilayah Candran sehingga sedikit banyak telah bisa membantu Pemkab Sleman dalam menangani pengungsi.
Sementara itu suasana keakraban tercipta manakala rombongan berada di rumah kediaman Drs. Arifin Ilyas, karena dengan humor-humor segarnya, tuan rumah menyambut rombongan dan yang penting bagi pejabat Sleman diingatkan bahwa dalam penanganan pasca erupsi Merapi lebih berat untuk itu para pejabat Sleman harus kompak dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Selain itu juga perlu segera dilakukan penataan dengan konsep yang matang dalam penanganan maupun pembangunan di lereng Merapi, termasuk upaya relokasi karena menyangkut hajat hidup orang banyak dan perlu menyesuaikan dengan kondisi alam setempat.
Perjalanan dilanjutkan di kediaman Drs. H. Samirin yang menghadirkan pula para mantan pejabat Sleman yang tergabung dalam wadah Padma Kusuma. Samirin mengemukakan bahwa kemajuan yang dicapai tergantung dari masyarakat sendiri tinggal pemerintah memberikan fasilitas sesuai dengan sikon masyarakat setempat, Selain itu juga disinggung agar perlu dilakukan penanganan lalu lintas di Ibukota Kabupaten karena dulu perencanaan makro sudah dibuat tinggal perencanaan teknisnya saja.  Samirin juga menyinggung masalah penanganan erupsi Merapi yang dihadapi para pejabat saat ini khususnya Bupati dan Wakil Bupati yang baru menjabat telah dihadapkan dengan masalah berat dan berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan dalam menjalankan tugas bagi pejabat Sleman.
Silaturahmi diakhiri di Lapas Cebongan untuk mengunjungi Drs. Ibnu Subiyanto mantan Bupati Sleman periode 2000-2005 dan 2005-2010. Ibnu tampak segar dan begitu gembira menerima kunjungan para pejabat Sleman dan suasana keakaraban pun tercipta di Lapas Cebongan. Dalam kesempatan ini Ibnu berpesan khususnya kepada Bupati dan Wakil Bupati Sleman agar hati-hati dalam menjalankan roda pemerintahan di Sleman karena dimana-mana ada kejahatan, dan orang cenderung menghalalkan segala cara. Dan kebanyakan kasus-kasus saat ini dilatarbelakangi dendam dan saling melaporkan dan Sleman harus dijaga dengan baik karena situasi saat ini yang penuh dinamika yang diperlukan penanganan yang hati-hati. Ibnu,  seperti halnya mantan bupati lainnya juga mengingatkan perlunya kekompakan para pejabat dalam menjalankan  tugasnya, selain kompak antar pejabat juga antara lembaga eksekutif dan legislative. Ibnu juga menyinggung masalah penanganan Merapi dalam penanganan masalah Merapi
tidak bisa dilakukan dengan system komando tetapi diperlukan pendekatan kulturan kemasyarakatan setempat. Yang menarik,  Pak Ibnu memberikan perhatian khusus kepada Kaswadi (sopir yang dulu mengantar selama menjadi Bupati) dengan memberikan sejumlah uang.