Dalam rangka mendukung program percepatan stunting di Kabupaten Sleman, Kodim 0732/ Kabupaten Sleman bersama Pemerintah Kabupaten Sleman salurkan 100 paket bantuan bagi anak stunting di wilayah Sleman.

Bantuan tersebut diserahkan oleh Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa bersama Dandim Sleman Danny Arianto Pardamean Girsang yang sekaligus sebagai Bapak Asuh Stunting Kabupaten Sleman bertempat di Balai Kalurahan Sendangadi, Kapanewon Mlati, Sleman, Sabtu (4/2). 
Dandim Sleman, Danny Arianto Pardamean Girsang menyampaikan bahwa penyerahan bantuan bagi anak stunting ini merupakan kerjasama antara TNI-POLRI dan Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai tindaklanjut dari arahan Pemerintah Pusat dalam hal ini Presiden RI yang memiliki priortas salah satunya percepatan penurunan stunting. 
“Kegiatan ini merupakan wujud sinergitas TNI-POLRI dan Pemerintah Kabupaten Sleman dalam mendukung program percepatan penurunan stunting khususnya di wilayah Sleman,” jelasnya. 
Lebih lanjut, Dandim Sleman juga menjelaskan dibanding dengan Kabupaten/Kota di DIY, kasus stunting di sleman terbilang rendah. Namun hal tersebut menurutny tidak menurunkan upaya TNI-POLRI dan Pemerintah Kabupaten Sleman untuk terus melakukan langkah – langkah percepatan penurunan stunting di Sleman. 
Adapun bantuan yang diserahkan dalam kesempatan tersebut yaitu 100 paket yang terdiri dari beras 5 kg, minyak goreng 2 liter, telur ayam 1 kilogram, susu anak khusus, dan minuman sari kacang ijo. 
Sementara itu Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa yang juga merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Sleman, menyampaikan bahwa kemiskinan dan permasalahan stunting menjadi perioritas Pemerintah saat ini. 
Terkait kondisi stunting di sleman, Danang menyebut data terakhir tahun 2022, stunting di sleman mengalami penurunan. Dijelaskan Danang, pada tahun 2021 angka stunting di Sleman berada di angka 6,9%. Sementara pada tahun 2022 berada di angka 6,8%. 
Penurunan satu persen ini menurutnya tidak bisa dilihat hanya persentasi. Namun, ada perbedaan dari cakupan data pada tahun 2021 dan tahun 2022. 
“Pada tahun 2021 data yang dikumpulkan terkait stunting hanya mencakup 63% dari balita yang ada di Kabupaten Sleman. Cakupan tersebut dikarenakan adanya kendala terlebih kondisi Covid. Sementara pada tahun 2022, pendataan mencakupi hingga 93%  balita yang ada di Sleman,” jelasnya. 
Danang menyebut, penurunan angka stunting yang ada di sleman ini hasil dari kerjasama yang baik dari seluruh pihak yang berkomitmen untuk menghadapi permasalahan stunting yang ada di Sleman.