Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo meresmikan Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok atau GASBRO di Hotel The Rich Jogja, pada Selasa (31/5). Peresmian dilakukan dalam rangka Kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2022.  Melalui sambutannya, Kustini menyampaikan dukungannya terkait aksi GASBRO. Terlebih lagi, melalui Kampanye Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia, menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran seluruh pemangku kebijakan baik pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat akan bahaya produk tembakau bagi kesehatan manusia maupun lingkungan.

“Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mendorong terciptanya keluarga sehat bebas asap rokok di Kabupaten Sleman. Selain itu kami berharap dengan meningkatnya kesadaran seluruh pihak terkait bahaya produk tembakau, maka akan semakin memudahkan kolaborasi seluruh pihak dalam mengelola dan mengontrol pemanfaatan produk tembakau serta terwujudnya keluarga sehat bebas asap rokok di Kabupaten Sleman,” pesan Kustini.
Di samping itu, Kustini juga mengingatkan bahaya negatif tembakau yang menjadi perhatian penting untuk semua pihak. Sebab pada tahun 2020, Indonesia memiliki jumlah perokok dewasa tertinggi di Asia Tenggara. Sementara itu di Kabupaten Sleman, pada tahun 2021 sebanyak 10,5% anak usia 10-18 tahun pernah mencoba merokok bahkan 4,58% diantaranya menjadi perokok aktif.
Sebagai langkah preventif, Pemkab Sleman berkomitmen untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat, khususnya di Kabupaten Sleman melalui penetapan berbagai regulasi. Salah satunya Peraturan Bupati Sleman Nomor 42 Tahun 2012 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Hal ini dilakukan untuk memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat serta untuk memotivasi para perokok agar mengurangi bahkan berhenti merokok. Selain itu juga sebagai upaya perlindungan bagi Non Perokok dari konsekuensi terpapar asap dan residu rokok.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama berharap Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok atau GASBRO bisa menjadi inovasi untuk menghasilkan perubahan nyata. Dengan demikian dapat melindungi generasi muda dari paparan efek buruk asap rokok yang dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga. “Kegiatan ini juga sebagai upaya perlindungan bagi non-perokok dari konsekuensi paparan asap dan residu rokok. Sehingga dapat terciptanya keluarga yang sehat tanpa asap rokok,” jelas Cahya. Selain meresmikan Gerakan Keluarga Bebas Asap Rokok, kegiatan dilanjutkan dengan seminar Peringatan Hari Tanpa Tembakau Dunia 2022. Kegiatan ini melibatkan Prof.Dra. Yayi Suryo Prabandari, Ph.D, dr. Cahya Purnama, M.Kes serta Dr.dr Probosuseno.