Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, memimpin apel kesiapsiagaan relawan dalam rangka mitigasi bencana erupsi Merapi, Jumat (11/3), bertempat di lapangan kantor Kapanewon Cangkringan. Hal ini adalah tindak lanjut dari peningkatan aktivitas gunung Merapi pada hari Kamis (10/3) dini hari kemarin.
Menurut Kustini kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan berbagai hal yang dibutuhkan dalam rangkan menekan resiko bencana erupsi Merapi. Ia menyebutkan tidak hanya meninjau kesiapan para relawan saja, tapi juga memastikan sarana prasarana pengungsian dan tempat evakuasi bisa berfungsi dengan baik. “Relawan, Panewu, Kapolsek, semuanya, saya kira sudah siap semua. Kita menyiapkan barak-barak yang kemarin belum maksimal kita mulai bersihkan kembali,” ujarnya.
Bupati Sleman juga mengapresiasi kesiapsiagaan para relawan di Kapanewon Cangkringan. Ia berharap bisa memotivasi masyarakat lain di Kabupaten Sleman dalam menjaga stabilitas, keamanan dan ketertiban wilayahnya masing-masing di Kabupaten Sleman. Ia juga meminta masyarakat untuk selalu mengikuti dinamika informasi tentang kondisi Merapi, agar masyrakata tidak panik namun juga tidak abai.
Panewu Cangkringan, Djaka Sumarsono, menyebutkan jumlah relawan di Kapanewon Cangkringan  berjumlah sekitar 150 orang. Para relawan tersebut berasal dari setiap kalurahan di Kapanewon Cangkringan. Sementara Kepala BPBD Sleman, Makwan, menjelaskan bahwa letusan Merapi kali ini bersifat efusif. Berbeda dengan letusan ekplosif, letusan efusif tidak mengeluarkan ledakan magma, namun hanya meleleh. Dengan begitu, muntahan awan panas ini tidak menyebar, namun meluncur melalui kali Gendol sejauh 5 kilo meter. Meski begitu, ia meminta warga tetap waspada demi menghindari risiko yang lebih besar lagi. “Tapi apa pun, yang namanya awan panas jangan coba-coba. Kita harus penuhi SOP. Kalo ada bahaya, lebih baik menyingkir lebih dulu,” tuturnya.