Sebagai upaya mengenang peristiwa sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949, masyarakat tiga Padukuhan di Kalurahan Margoluwih,Kapanewon Seyegan didukung Kundha  Kabudayaan DIY selenggarakan Mancakrida Gerilya Jambore Kesejarahan, Minggu (6/3). Ketua Panitia Jambore Kesejarahan, Eko Isdianto mengatakan kegiatan ini melibatkan masyarakat tidak hanya untuk mengenang sejarah, namun juga mengedukasi serta memberikan kesempatan masyarakat untuk mengeksplor sejarah di daerahnya sendiri.

“Melalui kegiatan ini, kami mencoba mngedukasi masyarakat mengenai sejarah Serangan Umum 1 Maret di daerahnya sendiri, terutama Jogja bagian barat yaitu Moyudan, Godean, Seyegan dan Mlati,” jelasnya. Jika pada umumnya peringatan peristiwa diisi penuh oleh drama treatikal, pada gelaran Jambore Kesejarahan kali ini, masyarakat dilibatkan juga dalam kegiatan outbound yang dibungkus nuansa sejarah. “Kami juga ajak masyarakat untuk ikut serta dalam outbound yang menarik yaitu dengan bermain secara kelompok, berjalan melewati rute yang disiapkan beberapa pos permainan. Permainannya juga berkaitan dengan sejarah dan ketangkasan,” tutur Eko. Masyarakat tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Mancakrida yang juga riuh diramaikan pagelaran drama teatrikal Serangan Umum 1 Maret 1949.
Sementara itu, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa turut hadir sekaligus menyaksikan secara langsung kegiatan Mancakrida Gerilya Jambore Kesejarahan. Danang Maharsa menyambut baik sekaligus mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurut Danang, Kegiatan ini menjadi wahana dalam menapaki dan merefleksi kembali momentum perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan bangsa Indonesia.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya dan menghormati jasa para pahlawannya. Saya berharap kegiatan ini dapat semakin memupuk kesadaran kita bersama tentang pentingnya nilai-nilai perjuangan bangsa sebagai sebuah jadi diri.” ujarnya.
Lebih lanjut, Danang mengajak masyarakat untuk memberi kontribusi sebagai warga negara. Kontribusi tersebut tentu tidak sama dengan apa yang dilakukan pada masa lampau. Kontribusi yang dimaksud adalah sebagai warga negara Indonesia, harus memiliki nilai-nilai para pejuang di dalam diri. “Kita harus memiliki kepribadian yang kuat, kita harus memiliki semangat patang menyerah, jiwa patriotik, serta berjiwa nasional. Sehingga apapun bentuk perjuangan kita, baik itu sebagai pejuang nafkah keluarga, pejuang seni dan budaya, pejuang lingkungan dan sebagainya paling tidak kita berusaha untuk mengikuti semangat para pahlawan.” katanya. Pada kesempatan tersebut, Danang juga mengajak para generasi muda untuk menanamkan kesadaran terhadap nilai – nilai sejarah perjuangan bangsa guna memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.