Tim Gerakan Jum’at Bersih ( GJB ) pada hari Jumat tanggal 11 Februari 2011 mengadakan monitoring di Kalasan dan Gamping. Tim Monitoring Jumat Bersih terdiri atas petugas dari Dinas Kesehatan, Bappeda, Bagian Kesra, Dikpora, TP PKK, Depag, Kodim 072 Sleman, Koramil Sleman.  Di Kalasan tim memonitor GJB di Dusun Sorogenen I Purwomartani Kalasan dipimpin oleh Henny  Kasi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.

Di Kalasan, tim mendatangi 61 rumah yang ada di Dusun Sorogenen I Purwomartani Kalasan.  Dari 61 rumah tersebut yang positif ada jentiknya 27 rumah hingga ABJ (Angka bebas jentik) nya 55,73 %, padahal seharusnya diatas 95%. Di Dusun tersebut yang diduga kena Demam Berdarah dan meninggal 1 orang, tetapi  belum tentu  positif kena  DBD. Sementara tim yang lain yang  memonitor jentik di Dusun Patukan Ambarketawang Gamping dari 106 rumah, ditemukan 30 rumah  yang positif ada jentinya, sehingga  ABJ nya 66,03 %.

Dalam kesempatan tersebut Henny  berpesan agar masyarakat selalu memperhatikan kebersihan lingkungan, termasuk tempat atau barang-barang yang berpotensi untuk genangan air, karena di tempat tersebut dimungkinkan untuk sarang nyamuk seperti di Bak mandi, pot tanaman, kulkas, dispenser dan lain-lain yang sekiranya dapat menampung air. Nyamuk begitu menetas langsung menularkan virus, dalam bak penampungan air seharusnya dikuras paling tidak seminggu sekali. Yang juga perlu diperhatikan adalah tidak hanya bersih lingkungan di luar rumah, tetapi kebersihan dalam rumah harus diperhatikan pula. Selain itu pencegahan DB  dengan 3 M plus, plusnya yaitu dikasih ikan.

Disampaikan pula bahwa Fogging bukan satu-satunya pencegahan DB, tetapi lebih baik dengan pemusnahan jentik. Mengingat kalau dengan foging efek yang ditimbulkan akan bahaya karena menggunakan insektisida. Oleh karena itu kalau foging dilakukan sendiri harus hati-hati dengan bahaya insektisidanya. Yang lebih penting adalah pengendalian lingkungan atau jentiknya itu lebih efektif.

Pada tahun 2009 kasus DB di Kab Sleman mencapai 551 dengan 5 meninggal dunia, sedangkan tahun 2010 Kasus DB di Kab Sleman mencapai 603 kasus dengan 3 meninggal dunia. Atau dibanding tahun lalu terjadi kenaikan 52 kasus atau 9,43 % dan penurunan jumlah kematian dari 5 menjadi 3. Kematian tersebut dipastikan karena sebab DBD setelah dilakukan Audit terbatas kematian DBD oleh nara sumber ahli dari RSUP Sardjito. Adapun jumlah kasus DBD terbanyak 2010: Kecamatan Kalasan 143 kasus, Depok 90 kasus, Gamping 84 kasus, Godean 60 kasus, Mlati 52 kasus.