Komisi VI DPR RI Kunjungi Sleman
Berdasarkan pendataan sementara, erupsi Merapi telah mengakibatkan kerusakan senilai Rp. 894,35 Milyar dan kerugian senilai Rp. 4,51 Triliun atau total perkiraan kerusakan dan kerugian mencapai Rp. 5,405 trilliun. Hal tersebut disampaikaan Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo saat memberi sambutan pada acara kunjungan Komisi 6 DPR RI di Pedukuhan Candi Bangunkerto Turi Jumat 11 Pebruari 2011. Angka kerugian dan kerusakan tersebut meliputi sektor permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektor. Kemungkinan angka ini akan semakin bertambah, mengingat sampai saat ini, bahaya sekunder merapi berupa lahar dingin masih mengancam. Bahkan sampai saat ini banjir lahar dingin telah merusakkan berbagai fasilitas publik dan pemukiman, dengan total kerugian akibat lahar dingin telah mencapai lebih dari Rp. 30 Milyar.Erupsi Merapi tahun 2010 yang cukup besar dan bahkan kawasan daerah aman sempat pada radius 20 km, membawa pengaruh pada aktivitas perekonomian masyarakat. Ditutupkan aktivitas bandara yang hampir 1 bulan telah menghentikan aktivitas ekonomi masyarakat. Kerugian ekonomi bukan hanya dialami oleh masyarakat di wilayah Cangkringan saja, tetapi juga yang berada di Lereng Merapi yakni Pakem, Turi, Tempel, Ngemplak dan bahkan juga di luar kecamatan tersebut. Hal ini dikarenakan aktivitas perekonomian masyarakat Sleman sebagian besar terfokus pada sektor perdagangan, jasa-jasa dan pertanian.
Sebagai gambaran, peralatan produksi yang rusak terdapat di1.321 unit UKM yang kerugiannya mencapai Rp. 4, 6 Milyar, dengan nilai produksi yang mencapai lebih kurang Rp. 468.107.224,- per hari sejak tanggal 25 Oktober 2010 saat ditetapkannya status Gunung Merapi menjadi AWAS dan mulai meletus tanggal 26 Oktober 2010. Ketika KRB di perluas menjadi 20 KM, aktivitas produksi sempat terhenti, sehingga mengakibatkan hilangnya nilai produksi yang mencapai lebih kurang Rp. 533.015.268,- per hari, sejak tanggal 5 Nopember 2010. Demikian juga aktivitas ekonomi masyarakat di sektor pertanian, pariwisata dan juga yang lain juga telah mengalami hal yang sama. Total kerugian di sektor ekonomi mencapai kurang lebih Rp. 1,143 Trilliun Erupsi Merapi telah mengakibatkan kurang lebih 30 dusun di wilayah Cangkringan yang tertutup material Merapi dan 2613 KK yang kehilangan rumah tinggal. Bagi masyarakat kita, keberadaan rumah sebagai tempat aktifitas keluarga merupakan kebutuhan utama. Bahkan mereka tidak dapat beraktifitas yang lain dengan nyaman sebelum mereka merasa nyaman dan aman dalam menjalankan kehidupan keluarga. Oleh karena itu, saat ini Pemkab Sleman bersama dengan Pemerintah propinsi dengan didukung oleh segenap komponen masyarakat sedang menyelesaikan pembangunan shelter atau hunian sementara bagi korban erupsi merapi yang tersebar di 11 lokasi.
Sedangkan Komisi VI DPR RI dengan ketua rombongan, Aryo Bimo didampingi beberapa anggota komisi dan para direksi bank yang jumlahnya sekitar 20 anggota. Sementara Bupati Sleman dalam kesempatan tersebut didampingi antara lain Wabup Yuni Satia Rahayu, SS.M.Hum, Asekda bidang Pemerintahan Sunaryo, SH, Asekda bidang Pembangunan dr. Sunartono, M.Kes, kepala Dinas perindakop Drs. Pranowo dll. Dalam kesempatan tersebut Ario Bimo antara lain mengatakan bahwa DPR tidak latah untuk segera membantu, tetapi kalau koperasi dan UKM sudah macet maka pemecahannya memang harus bertahap. Disampaikan pula bahwa untuk revilatisasi pasar-pasar tradisional harus dibuat yang bersih yang mampu bersaing dengan pasar modern. Dalam kesempatan tersebut Ario Bimo juga minta agar tidak diberi keleluasaan yang besar pada pasar modern, karena pasar tradisional nanti tidak akan mampu bersaing dan itu akan mematikan pasar tradisional. Lebih parah lagi kalau pasar modern ini masuk ke kampung-kampung maka pasar tradisional akan mati. Kedatangan komisi VI ke Sleman berkaitan dengan recovery ekonomi dibidang keuangan dan akan terus ditindaklanjuti di pusat.