Pasca erupsi gunung Merapi banyak yang harus dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat, diantaranya mengembalikan alur sungai yang saat ini tertutup material lahar panas Gunung Merapi. Hal tersebut terungkap saat peninjauan di lokasi bekas lahar panas gunung Merapi di bekas dusun Jambu dan Kopeng Kepuharjo Cangkringan oleh  Kepala Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Besar Wilayah  sungai Serayu Opak Imam Marjiyanto, yang dalam kesempatan tersebut didampingi  Komandan Tanggap darurat bencana Gunung Merapi Ir. Widi Sutikno juga kepala bagian Humas setda kabupaten sleman Dra. Endah Widiastuti. Disampaikan oleh Imam Marjiyanto bahwa alur sungai yang lama tidak ada dan pasca erupsi Merapi timbul lagi yaitu alur sungai Opak yang selama ini tidak kelihatan, nantinya akan dialihkan ke alur sungai Gendol. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar tidak timbul bencana baru, karena kalau alur kali Opak dibiarkan, maka material yang ada di lereng Gunung Merapi sebagian akan hanyut melewati alur kali Opak. Padahal alur kali Opak tersebut yang ada di bagian bawah sudah hampir hilang. Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk menahan material yang ada di Kali Gendol nantinya Kantong lahar yang sudah ada di Rogobangsan, Bimomartani, Ngemplak tersebut akan dikeruk sebagai penampung  lahar dingin merapi yang melewati alur sungai Gendol.Sebetulnya kantong lahar tersebut sudah lama ada dan saat ini sudah menjadi lahan pertanian yang subur yang dikelola masyarakat. Untuk mefungsikan kembali Kantong Lahar tersebut tentunya akan didahului dengan sosialisasi pada masyarakat agar tidak timbul masalah dikemudian hari.

Disampaikan pula bahwa  program tanggap darurat tersebut adalah pembuatan Guide Chanel yaitu  pengembalian alur yang Gendol itu tetap kembali ke Kali Gendol, karena gendol   itu sekarang ini sebagian sudah tidak mengalir ke Kali Gendol dan mengalir ke lahan yang bukan semestinya makanya harus dikembalikan ke alur kali Gendol lagi. Sedangkan yang kedua kalau Guide Chanel sudah siap maka dimasukkan ke Gendol, sedangkan alur-alur yang kelihatan itu diperdalam dan yang mengalir ke Opak dibuntu untuk dialihkan ke Kali gendol dan alur yang tidakm jelas tersebut dialirkan ke Gendol. Sedang menurutnya kalau diijinkan maka akan menerjunkan alat untuk membuat alau agar masuk ke Gendol, tetunya kerjasama dengan Pemkab Sleman, itupun akan dilakukan sosialisasi lebih dahulu. Kaarena saat ini sudah tyerjadi bencana, dan kedepan tujuannya adalah melokalisir bencana agar yang sekarang tidak terkena bencana jangan sampai ikut-ikut kena bencana. Sebetulnya Balai besar wilayah sungai Serayu Opak sudah mulai menunjuk rekanan dan sudah memobilisasi personil dan kemudian koordinasi dengan Pak Widi dan Lurah tempat bencana erupsi merapi baru mobilisasi alat, dan itu sensitip sekali maka perlu kehati-hatian. Selain itu Tanggap Darurat tersebut adalah peningkatan kapasitas artinya alur yang sudah penuh digali dan dibuat tanggul. Disamping di kali Gendol maka lahan /sungai yang tersumbat akan digali agar alur air lebih lancar. Saementaraa untuk kali gendol lahar dinginnya belum turun dan diperkirakan turunnya tidak sekaligus, dan yang akan turun menurut Imam Marjiyanto baru 30 %an dan kalau itu yang terjadi tidak terlalu membahayakan, artinya turunnya sedikit demi sedikit.

Sementara menurut Widi Sutikno bahka untuk  mengembalikan tata ruang yang baru akan berubah dengan terjadinya eruspsi merapi. Dan untuk mengembalikan kehidupan masyarakat yang kena dampak musibah erupsi Merapi harus sangat hati-hati, yang jelas semua masukan akan ditampung dengan berbagai wacana. Karena ada berbagai keinginan masyarakat yang langsung sebagai korban bencana , langkah yang akan diambil harus memperhatikan berbagai masukan dan aspek yang mungkin timbul. Termasuk ngomongpun sebagai Komandan Tanggap Darurat harus sangat hati-hati karena sangat sensitip sekali, salah ngomongpun akan berakibat fatal, apa yang disampaikanpun yang ada kaitannya dengan Tanggap darurat dan tidak akan masuk pada rekaferi, karena sudah ada yang menangani sendiri.