Sri Muslimatun Resmikan Kelompok Pelestari Parijoto
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun resmikan kelompok pelestari tanaman Parijoto di Dusun Ngijon Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman pada hari Minggu, (21/7). Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemotongan pita oleh Wakil Bupati Sleman.
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun mengatakan bahwa tanaman parijoto merupakan ikon Kabupaten Sleman dan telah diwujudkan wujudkan dalam motif batik parijoto.
“Sebagaimana kita ketahui, bahwa tanaman parijoto yang merupakan ikon Kabupaten Sleman ini jenis tanaman yang tidak tahan cuaca panas. Namun, di Kecamatan Minggir ini yang cenderung memang panas, dapat dilestarikan oleh kelompok pelestari parijoto,” katanya.
Adanya pelestarian tanaman parijoto di kawasan tersebut, Sri Muslimatun menyebut bahwa Pemerintah Kabupaten Sleman sangat mendukung adanya pelestarian tanaman parijoto dan diharapkan tidak hanya menjadi tanaman hias saja akan tetapi, bisa diolah untuk dikonsumsi dengan syarat dilakukan riset atau penelitian terlebih dahulu.
“Mudah-mudahan ini direplikasi oleh daerah-daerah lain di Kabupaten Sleman sehingga tanaman parijoto yang menjadi ikon Sleman bisa berkembang dan dilestarikan,” ujarnya.
Saat ini, di wilayah Kecamatan Minggir yang merupakan dataran rendah, pelestarian tanaman parijoto baru dikembangkan di Dusun Ngijon Desa Sendangarum.
Ketua Kelompok Pelestarian Tanaman Parijoto Sendangarum, Pariyadi menuturkan bahwa pelestarian tanaman parijoto di Desa Sendangarum ini telah dimulai satu tahun yang lalu.
“Kami awalnya tertarik dengan tanaman parijoto karena menjadi ikon sleman juga batik parijoto sudah menjadi seragam yang sering dipakai anak sekolah ataupun pegawai pemerintah. Tapi kami tidak banyak mengetahui seperti apa tanamannya,” tuturnya.
Pariyadi bersama kelompoknya yang memiliki latar belakang pengembang dan pembudidaya tanaman kemudian mencari bibit tanaman parijoto untuk kemudian ditanam di wilayah Desa Sendangarum Kecamatan Minggir.
“Pada dasarnya tanaman parijoto ini memang tidak tahan dengan cuaca panas yang terlalu ekstrim. Permasalahannya hanya perlu dijaga kelembabannya. Untuk media tanamnya harus menyesuaikan takaran yang seimbang.” Jelasnya.
Butuh waktu 7 bulan untuk Pariyadi dan kelompoknya menunggu tanaman parijoto berkembang dan mulai berbuah. Setelah mulai berbuah, pertumbuhan buah hingga matang memakan waktu tiga bulan dan bisa dipanen berkali-kali.
Dalam kelompok tersebut terdapat 10 orang yang bersama-sama mengembangkan dan melestarikan tanaman parijoto yang sekaligus ikut berinovasi dalam pengolahan buah parijoto menjadi suatu produk diantaranya diolah menjadi syrup parijoto.
“Ke depan, kami juga melakukan sosialisasi kepada kelompok kelompok lainnya agar ikut mengembangkan dan melestarikan tanaman parijoto yang ternyata bisa ditanam di wilayah dataran rendah,” katanya.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut juga Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Dwi Anta Sudibya menyerahkan sejumlah bantuan kepada 10 Dusun dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan Minggir dan Moyudan.
Penyerahan bantuan tersebut berupa gerobak sampah, ember dan tong sampah yang diberikan kepada masing-masing Dusun dengan jumlah satu unit gerobak sampah, satu buah ember, dan 9 buah tong sampah. Penyerahan tersebut diserahkan secara simbolis di halaman Masjid Ngijon.