Masa Tanggap Darurat, Sekolah Tetap Berjalan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman menetapkan langkah-langkah dalam upaya melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam masa tanggap darurat. Pada prinsipnya, Dinas Dikpora tidak meliburkan sekolah-sekolah. Melalui surat edaran nomor 420/3770, yang disampaikan, kepada seluruh kepala TK, SD, SMP, SMA, SMK se Kabupaten Sleman, Dra. Suyamsih meminta agar para kepala sekolah untuk :
- dapat menerima titipan siswa untuk mengikuti KBM tanpa syarat, bahkan jika diperlukan sekolah tersebut memfasilitasi keperluan siswa titipan.
- sekolah yang siswanya mengungsi dan tidak masuk sekolah agar menugaskan guru/karyawan untuk melakukan pendataan, mengidentifikasi dan menitipkan siswanya tersebut kepada sekolah terdekat dengan tempat pengungsiannya.
- bagi sekolah yang dijadikan tempat pengungsian penuh, KBM dialihkan se sekolah terdekat (masuk siang).
Selain itu dihadapan sekitar 150 orang kepala SMA/SMK/MA se-Kabupaten Sleman, Dra. Suyamsih juga meminta para kepala sekolah untuk melakukan pendataan siswa yang mengungsi untuk selanjutnya melakukan langkah-langkah bagi terselenggaranya KBM. KBM bisa dilaksanakan dengan dua cara yaitu siswa ditarik oleh sekolah terdekat, sementara untuk yang terkendala transportasi Dinas Dikpora akan ”menyetor” guru di pengungsian-pengungsian. Untuk itu, sekolah-sekolah diluar daerah rawan bencana tidak boleh menolak siswa titipan. Apapun dan bagaimanapun keadaan siswa titipan tersebut harus diterima. Sedangkan masalah presensi diminta untuk diabaikan dulu mengingat kondisi. Pendataan dilakukan selama 2 hari mulai Rabu 10 November 2010, dan hari Kamis 11 November 2010 dikumpulkan.
Dra. Suyamsih juga mengharapkan agar para kepala sekolah juga berani mengambil inisiatif mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan jika timbul kendala untuk terselenggaranya KBM ini, jadi tidak melulu menggantungkan pada keputusan kepala dinas. Namun demikian, para kepala sekolah tetap diminta berkoordinasi/melaporkan pada kepala desa atau camat setempat terkait dengan kebutuhan logistik untuk KBM ini.
Bahkan demi terlaksananya KBM di siang dan sore harinya, para kepala sekolah boleh mengurangi menit pada jam pelajaran pagi agar siswa yang masuk siang dan sore juga bisa melaksanakan KBM dengan baik. Suyamsih juga meminta para guru matapelajaran geografi untuk menginformasikan masalah bencana ini sehingga para siswa dapat mengetahui dengan jelas harus bagaimana bertindak dan bersikap.