Sebagai upaya mengantisipasi bahaya lahar dingin Gunung Merapi, Bupati Sleman, Sri Purnomo bersama Komandan Komando Tanggap Darurat Bencana Gunungapi  Merapi,Ir. Widi Sutikno, pada hari Selasa 9 November 2010 melakukan peninjauan ke aliran sungai Boyong atau sungai Code. Dalam peninjauan tersebut, bupati menemukan bahwa ditengah-tengah bantaran sungai banyak ditanami pohon oleh masyarakat disekitarnya.

Sri Purnomo mengkhawatirkan, apabila di Merapi turun hujan lebat dan terjadi banjir lahar dingin, maka pohon-pohon itu akan tumbang dan terbawa arus banjir sehingga akan menyumbat aliran sungai dan menghalangi air sehingga aliran lahar dingin bisa masuk ke perkampungan-perkampungan. Untuk itu Bupati memerintahkan kepada camat dan kepala desa serta masyarakat di sepanjang sungai Boyong/Code sampai di wilayah Desa Sinduadi, agar menebang pohon yang berada di tengah-tengah sungai supaya air yang dari atas tidak tersumbat.

Selain ke Sungai Boyong, Bupati juga meninjau serta menyaksikan proses evakuasi jenazah korban erupsi Merapi pada tanggal 5 November 2010 yang lalu. Proses evakuasi itu sendiri, dilakukan oleh tim marinir. Berhubung tanah tempat evakuasi masih panas, sehingga proses evakuasi agak terhambat.

Pada kesempatan tersebut, Sri Purnomo, kepada para relawan agar dalam melakukan evakuasi tetap harus waspada, karena saat ini sungai Gendol menjadi aliran utama lahar yang disertai awan panas merapi. jika sewaktu-waktu ada tanda bahaya ataupun sirine, petugas evakuasi diharapkan cepat menyingkir dari lokasi tersebut demi keselamatan.

Selanjutnya, dalam peninjauan ke posko Pakem, Sri Purnomo menyaksikan penangkapan pencuri beras di gudang logistik barak pengungsian Hargobinangun.  Sri Purnomo menyayangkan hal ini karena  masih saja ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi dengan berbuat nista ditengah-tengah masyarakat yang tengah menderita. Sri Purnomo berharap, kejadian pencurian ini tidak terulang kembali.