Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Sleman, TP PKK Kabupaten Sleman fokuskan program pada penuntasan stunting di Sleman. Pada acara Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)  ke 47 tahun 2019 Kabupaten Sleman yang diselenggarakan di Rumah Dinas Bupati Sleman, Rabu (27/3/2019) Seluruh Jajaran Pembina dan TP PKK Kabupaten Sleman deklarasikan Gerakan Ajak Menimbang Atasi Stunting (Gambang Stunting). Pendeklarasian ditandai dengan penandatanganan oleh seluruh Jajaran Pembina dan TP PKK Kabupaten Sleman.

Melalui gerakan Gambang Stunting meliputi pendataan balita, penimbangan balita di posyandu, Kader akan melakukan jemput bola mengajak untuk menimbang setiap bulan, anlisa status gizi, dan penanganan balita dengan masalah gizi segera sebelum kronis/stunting. Ketua TP PKK Kabupaten Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan PKK wajib menangani permasalahan stunting di Kabupaten Sleman.

Ia berpesan para orangtua harus senantiasa memperhatikan asupan gizi bagi anak-anaknya. Hal ini dikarenakan kasus stunting sangat dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang diberikan oleh orangtuanya sejak bayi. “Asupan gizi sangatlah penting bagi tumbuh kembang seseorang,” kata Kustini.

Wakil Ketua TP PKK DIY Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati Paku Alam yang hadir pada kesempatan tersebut mengharapkan kegiatan tersebut tidak hanya menjadi acara ceremonial, namun mampu menimbulkan semngat baru. Terlebih menurutnya kesehatan yang termasuk didalamnya pencegahan stunting adalah salah satu program prioritas PKK. “Tidak hanya penanggulangan sampah, Stunting adalah program prioritas PKK,” katanya. Ia juga mengajak seluruh Jajaran PKK untuk melakukan pembinana dan pembimbingan kepada kader PKK agar berjalan sesuai fungsi kerja PKK agar tetap selaras dengan program pemerintah.

“Sebagai mitra kerja pemerintah harus menjadi pelopor yang inspiratif untuk selalu konsisten digaris kebijakan pemerintah dan gerakan PKK berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan di Indonesia.” tambahnya. Sementara itu Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan keberhasilan program stunting tergantung pada PKK. Karena menurutnya PKK yang sebagian besar beranggotakan perempuan berperan penting selain menjaga asupan gizi anak tetapi juga melahirkan generasi2 emas kabupaten Sleman.

Ia mengatakan PKK sebagai salah satu unsur penggerak pembangunan, PKK dapat memadukan gerak langkah dalam menjalankan program – program pemberdayaan masyarakat melalui 10 program pokok PKK. “Saya yakin kader PKK Kab. Sleman telah melakukan upaya-upaya terhadap pengembangan kehidupan keluarga yang lebih mensejahterakan dan memberdayakan keluarga,” katanya. Ia berharap kedepannya PKK mampu tumbuh sebagai sebuah gerakan dan lebih berperan lagi menjadi ujung tombak dalam pelaksaan program prioritas pemerintah baik dalam bidang kesehatan,pendidikan, dan program – program kesejahteraan masyarakat lainnya.

Sementara itu Dr Wisnu Murti Yani Kabid Kesmas Dinkes Sleman selaku pemateri pada seminar tersebut menyampaikan stunting tidak hanya masalah kesehatan di tingkat daerah tetapi sudah menjadi masalah kesehatan nasional. Ia mengatakan untuk mengukur stunting tidak dengan membandingkan tinggi badan dengan temannya tapi dengan mengukur tinggi badan dan berat tubuh dengan melihat indeks di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). “1000 hari kehidupan dan usia balita, adalah masa emas, dimulainya dari pertemuan sel telur hingga anak berumur 2 tahun.” paparnya. Kekurangan gizi kronis terus menerus merupakan salah satu faktor pertumbuhan terganggu. Sehingga, perkuat konsumsi makanan bergizi pada 1000 hari kehidupan dengan makan protein baik, asi, dan makanan pendamping asi yang sesuai tekstur.

Melalui Gerakan Gambang Stunting ia berharap dapat mengidentifikasi sejak dini penyebab stunting. Kader tidak hanya mengukur, tetapi mencatan di buku KIA , pemberantasan di mulai dari mengetahui dari indeks pada Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Selai itu, Tpa, Paud, Tk wajib untuk melaporkan indeks pertembuhan jika.tidak datang ke posyandu. “Mencegah stunting lebih mudah dibandingkan dengan terkena stunting,” katanya.

Adapun Indikator anak tergolong stunting salah satu tandanya yakni lahir pendek dan pertumbuhan pendek. Salah satu penyebab yakni kekurangan gizi, akibat salah asuh, asupan kurang karena faktor ekonomi. Ia mengatakan penurunan stunting di Sleman termsuk terbaik di DIY. Di Kabupaten Sleman menurutnya faktor penyebab tingginya angka stunting dikarenakan kurangnya edukasi terhadap pola asuh anak, anak yang dititipkan kepada pembantu, dan tidak memberikan makanan secara benar sesuai umur.