Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun resmikan Dukuh Sembung, Desa Balecatur Kecamatan Gamping Sleman sebagai Kampung Gizi. Peresmian tersebut ditandai dengan penyerahan rompi ahli gizi kepada sejumlah siswa Sekolah Dasar Negeri (SD) Jitengan 2 di Dukuh Sembung, balecatur serta penandatanganan prasasti oleh Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun di Lapangan Dukuh Sembung, Desa Balecatur, Rabu (6/2/19).

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun menyampaikan bahwa diresmikannya Dukuh Sembung ini merupakan upaya Pemerintah Kabupaten Sleman bersinergi dengan Akademisi dalam hal ini Poltekes Yogyakarta dalam menurunkan angka gizi buruk atau stunting yang ada di Kabupaten Sleman. “Ini (peresmian kampong gizi) merupakan bukti dari sinergi 5 pilar yang diantaranya adalah Pemerintah dan Akademisi. Saya ingin ini menjadi program Kabupaten Sleman.” paparnya saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan tersebut.

Sri Muslimatun menyebut, peresmian kampung gizi ini juga selaras dengan inovasi yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Sleman yaitu Gerakan Ayo Menimbang Cegah dan Atasi Stunting (Gambang Stunting) yang telah disosialisasikan beberapa waktu lalu. “Meskipun saat ini angka stunting di Kabupaten Sleman telah turun yaitu prevalensinya adalah 11.00% tapi Pemerintah bersama dengan elemen lainnya terus berkerja keras untuk terus mencegah dan mengatasi stunting di Kabupaten Sleman,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Poltekes Kemenkes Yogyakarta, Joko Susilo dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa peresmian Kampung Gizi ini merupakan upaya Poltekes Kemenkes Yogyakarta, khususnya jurusan gizi yang ingin mengabdikan ilmunya di masyarakat. “Ini merupakan pengabdian khususnya jurusan gizi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, khususnya mendidik masyarakat supaya sadar gizi secara mandiri di lingkup keluarga dan indikator-indikatornya adalah keluarga itu sadar gizi.” Tuturnya. Menurutnya, Dukuh Sembung dipilih dikarenakan pihaknya ingin mengembangkan tridarma dan di Dukuh Sembung ini terdapat masalah gizi yang ditemukan yaitu stunting. Terdapat 8 anak balita yang mengalami stunting. “Kita ingin mengatasi secepatnya (permasalahan stunting) di Dukuh Sembung. Dan kebetulan di Sembung ini adalah satu wilayah dengan wilayah binaannya Politeknik Kemenkes Yoyakarta. Jadi kita ingin mengabdikan secara langsung dan menuntaskan masalah stunting di wilayah ini,” paparnya.

Dalam realisasinya, dalam program kampung gizi ini nantinya terdapat beberapa ahli gizi yang mendampingi keluarga berpotensi stunting. Satu keluarga didampingi oleh satu ahli gizi. Maka keluarga yang berpotensi stunting seperti ibu hamil maupun bayi dan balitanya akan didampingi oleh satu ahli gizi yaitu dosen Poltekes Kemenkes Yogyakarta.