Sleman – Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) Mugi Waras, Blendong, Sumbersari Moyudan dicanangkan sebagai Center of Excellence (CoE) oleh BKKBN Pusat di Kantor Sekretariat Kelompok BKL Mugi Waras, Senin (30/7/18). Pencanangan tersebut dilakukan secara simbolik oleh Pelaksana tugas Kepala BKKBN Pusat, Sigit Priohutomo didampingi oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo.

Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman, Mafilindati Nuraini pencanangan Kelompok BKL Mugi Waras sebagai CoE merupakan pencanangan pertama yang dilakukan BKKBN Pusat di DIY. “Ini pencanangan BKL pertama kali (sebagai CoE) di DIY, yaitu BKL Mugi Waras yang berada di Kabupaten Sleman. Ini (BKL Mugi Waras) akan menjadi rujukan bagi program-program kegiatan pendampingan Lansia di wilayah lain,” papar Mafilinda.

Adapun sejumlah kegiatan BKL Mugi Waras yang dinilai mampu menjadi rujukan di wilayah lain yaitu dalam dimensi fisik terdapat senam lansia, dari segi spiritual terdapat program seperti pengajian rutin, kemudian dari segi ekonomi terdapat usaha-usaha atau industri rumahan. Sedangkan yang berkaitan dengan intelektual terdapat perpustakaan. Adapun yang bersifat sosial terdapat home care atau day care. Dalam beberapa program tersebut melibatkan lansia-lansia yang tergabung dalam BKL Mugi Waras dengan tujuan agar lansia tetap sehat, semangat serta mampu tetap produktif.

Bupati Sleman, Sri Purnomo yang hadir dalam pencanangan tersebut berharap pembentukan CoE ini dapat menumbuhkan semangat sekaligus meningkatkan kualitas pengelolaan kelompok kegiatan. Menurutnya, peran aktif lanjut usia dalam mengisi dan mendukung pembangunan masih sangat dibutuhkan. Mengingat lansia merupakan kelompok yang memiliki pengalaman hidup lebih matang untuk menjadi suri tauladan bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan di era globalisasi yang semakin berat.

Sri Purnomo menjelaskan bahwa saat ini, jumlah usia lanjut di Sleman mencapai 102.789 jiwa atau 9,8% dari jumlah penduduk. Sementara itu usia harapan hidup (UHH), yang juga merupakan salah satu tolok ukur Indek Pembangunan Manusia di Sleman, saat ini mencapai rata-rata 74,56 tahun. Usia harapan hidup ini merupakan UHH yang tertinggi di Indonesia, karena UHH Nasional hanya 70,68 tahun.

”Pembinaan peningkatan kesejahteraan lansia dilakukan secara terpadu dari sektor maupun lintas program. ”Di bidang kesehatan Pemkab Sleman memberikan pemeliharaan kesehatan di 25 Puskesmas Santun Lansia, serta penyelenggaraan gebyar lansia,” jelasnya. Sementara itu peningkatan peran serta aktif masyarakat dan partisipasi lansia dilakukan melalui pelatihan keterpaduan Bina Keluarga Lansia (BKL). “Di tahun 2017, BKL di Kabupaten Sleman mencapai. 175 BKL,” tambahnya.