Nov
26
Tangani Konflik Sosial, Bupati Sleman Kenalkan Smart Room Pada Bupati Karangasem
Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Kabupaten Karangasem Bali yang terdiri dari 24 orang pejabat dan Forkopimda, melakukan studi banding ke Kabupaten Sleman, Jumat (24/11). Tim tersebut dipimpin oleh Bupati Karangasem yang diterima oleh Bupati Sleman di Smart Room lantai 3 Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.
Bupati Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri mengatakan bahwa tujuan kunjungannya ke Sleman untuk memperoleh informsi tentang upaya-upaya yang dilakukan Pemkab Sleman dalam menangani konflik sosial dan SARA. “Informasi ini akan kami pergunakan sebagai masukan, agar Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Kabupaten Karangasem memiliki wawasan yang lebih luas dalam mengupayakan dan menciptakan stabilitas daerah,” tuturnya.
Mas Sumatri menyampaikan bahwa tantangan stabilitas keamanan, ketentraman dan ketertiban diwilayahnya meliputi faktor internal dan eksternal. Terlebih saat ini Kabupaten Karangasem sedang mengalami bencana pra erupsi Gunung Agung yang mengakibatkan 139.000 jiwa masyarakatnya harus mengungsi.”Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi stabilitas daerah sering dibahas dalam rapat Forkopimda dengan memberi masukan pada Komunitas Intelijen Daerah secara timbal balik,” tambahnya.
Sementara itu Bupati Sleman, Sri Purnomo dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa penyelesaian konflik di Kabupaten Sleman salah satunya dengan melakukan pertemuan di Smart Room. Smart Room merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki Kabupaten Sleman dalam menjalankan Crisis Management dengan dilengkapi infrastruktur yang diperlukan. Dimana jajaran tinggi pemerintah kabupaten/kota bersama-sama dengan tim untuk melakukan meeting, mengambil keputusan, menugaskan, mengkoordinasi, memonitor dan mengontrol seluruh tindakan yang diperlukan sebagai respon terhadap krisis atau permasalahan yang dihadapi. “Respon ini meliputi tindakan tanggap darurat, action plan untuk perbaikan dan pemulihan, langkah pengadaan, dan langkah penyediaan informasi publik,” kata Sri Purnomo.
Ruang Smart Room Kabupaten Sleman dioptimalisasikan sebagai ruang monitoring kondisi kewilayahan Kabupaten Sleman, ruang monitoring penerapan sistem informasi, ruang koordinasi pengendalian pembangunan, dan ruang koordinasi OPD. Selain itu ruang ini menangani aduan dan keluhan masyarakat, ruang pembelajaran teknologi informasi, ruang media center pada saat kedaruratan, serta raung video conference antara jajaran Pemkab Sleman dengan masyarakat.
“Erupsi Gunung Agung yang dialami Karangasem juga pernah dirasakan warga Sleman saat Erupsi Gunung Merapi. Kami juga melakukan pantauan aktivitas Gunung Merapi melalui Smart Room ini,” terang Sri Purnomo.
Sri Purnomo menambahkan bahwa Sleman dan Karangasem mempunyai banyak kemiripin, selain sama-sama daerah wisata dan memiliki gunungapi, kedua kabupaten ini ini juga dikenal memiliki buah salak sebagai komoditas. Disela-sela kunjungan, Sri Purnomo menyampaikan pujiannya kepada Kabupaten Karangasem yang mampu menjaga harga komoditas salak seperti halnya salak bali yang harganya stabil dan jauh lebih mahal dibanding salak pondoh asli Sleman.