Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-89 dengan tema ‘Kemandirian Perempuan yang Bebas Dari Kekerasan Menuju Kehidupan Damai dan Sejahter’, Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman mengadakan sarasehan di Aula Kantor P3AP2KB Kabupaten Sleman, Rabu (22/11). Sarasehan ini menghadirkan dua narasumber yaitu Jazim Sumirat SH. M.Si., Kepala Disdukcapil Sleman dengan materi ‘Administrasi Kependudukan dan Permasalahannya di Kabupaten Sleman’ serta Muhammad Saeroni S.Ag, MN dari Yayasan Rifka Anisa dengan materi ‘Her For She’ Meningkatkan Peran Laki-Laki Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Keluarga dan Kaum Ibu.

Sekretaris Dinas P3AP2KB Sleman, Dra. Puji Lestari menyampaikan bahwa sarasehan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang administrasi kependudukan dalam legalitas pencatatan perkawinan, kelahiran, dan akte kelahiran. “Selain itu kegitan ini juga untuk meningkatkan peran laki-laki secara kolaboratif dan bersinergi dalam memberikan perlindungan perempuan dan anak,” jelas Puji.

Menurutnya, jumlah penduduk Kabupaten Sleman berdasarkan data tahun 2016 mencapai 1.180.479 jiwa dengan penduduk laki-laki 595.158 jiwa dan perempuan 585.321 jiwa. Sedangkan data korban kekerasan di UPT P2TP2A Kabupaten Sleman per Oktober 2017 mencapai 369 kasus korban yang terbagi 223 kasus korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan 146 kasus non KDRT. “Hal ini menunjukkan masih tingginya tingkat kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak di Kabupaten Sleman,” kata Puji.

Puji menambahkan bahwa berdasarkan hasil survey prevalensi perempuan korban KDRT kerjasama BPPM DIY dengan Yayasan Rifka Anisa tahun 2017 menunjukkan hasil 1 dari 5 perempuan berusia 18-49 tahun pernah mengalami KDRT. Disamping itu permasalahan administrasi kependudukan masih rendahnya kepemilikan akte kelahiran yang baru tercapai 79%, masih dijumpai perkawinan dibawah tangan, perkawinan dibawah umur dan permasalahan lainnya. “Dengan melihat masalah-masalah tersebut diatas perlu langkah strategis upaya-upaya pencegahan melalui kegiatan sarasehan seperti yang dilakukan pada hari ini,” tambahnya.

Sementara itu terkait dengan permasalah keluarga, Muhammad Saeroni dari Yayasan Rifka Anisa dalam sarasehan tersebut menyampaikan bahwa dalam kehidupan berumah tangga, sikap dan perilaku laki-laki terkadang merasa superior, merendahkan perempuan, mengontrol pasangan, serta menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.”Laki-laki harus menjadi bagian dari solusi dan bukan sebagai masalah agar dapat mensejahterakan keluarga dan perempuan,” tuturnya

Acara sarasehan ini diikuti kurang lebih 100 peserta dari TP PKK, GOW, DWP, Persit Candra Kirana, Bhayangkari, Desa Prima, Industri Rumahan di Kabupaten Sleman.