Problematika generasi muda saat ini sangatlah komplek. Selain itu tantangan dan ancaman terhadap kelangsungan pembinaan generasi muda semakin hari dirasa semakin berat. Untuk menjawab permasalahan tersebut, Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sleman mengambil perannya dalam pembinaan generasi muda dengan menyelenggarakan Sarasehan Pembinaan Budi Pekerti dan Karakter Bangsa Kabupaten Sleman Tahun 2017, bertempat di Aula Kantor Bappeda Slema, Senin (13/11)

Kepala Dispora Kabupaten Sleman, Drs. Agung Armawanta MT. mengatakan bahwa sarasehan tersebut diikuti oleh kurang lebih 100 peserta dengan usia 16-30 tahun yang merupakan utusan/perwakilan dari organisasi kemasyarakatan dan lembaga kepemudaan tingkat desa se Kabupaten Sleman. “Materi pembiaan yang diberikan dalam sarasehan ini meliputi peningkatan wawasan religi, budi npekerti, kedisiplinan, suksestory, dan pemuda sebagai subyek pembangunan dalam kehidupan berbangsa bernegara,” kata Agung.
Agung juga menjelaskan bahwa tujuan pelaksanaan sarasehan tersebut antara lain untuk membangun tali silaturahmi, komunikasi dan interaksi diantara stake holder pembinaan dan komponeN kepemudaan. “Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk mengupayakan pentingnya peningkatan kualitas karakter generasi muda kaitannya dengan posisi dan peran strategi pemuda bagi masa depan bangsa dan negara,” tambahnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Sumadi SH., MH., yang hadi membuka acara tersebut menyampaikan bahwa penyelenggaraan Sarasehan Pembinaan Budi Pekerti dan Karakter Bangsa ini merupakan salah satu upaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya bagi para generasi muda dalam mewujudkan jati diri bangsa serta memperkuat pondasi diri di tengah arus globalisasi dan moderniasasi sekarang ini. ”Persoalan jati diri dan pondasi yang kuat bagi generasi muda menjadi penting bagi kita mengingat perlahan tapi pasti generasi muda tengah dihadapkan penggerusan nilai-nilai yang tidak sejalan bahkan bertentangan dengan nilai-nilai budaya yang kita miliki,” ujarnya.
Terlebih saat ini banyak kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia menjadi cermin bahwa masyarakat  telah kehilangan jati diri dan lebih mengedepankan kekerasan sebagai cara memecahkan masalah yang dihadapi. Pilihan kekerasan yang mereka ambil tidak mencerminkan kalau mereka adalah kaum terpelajar yang seharusnya bisa menjadi contoh. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa generasi muda  belakangan ini semakin terasa. Sumadi menontohkan di Sleman sendiri, kasus klitih yang melibatkan para pelajar pernah terjadi. “Tentu ini menjadi keprihatinan kita bersama, bahwa para generasi muda yang notabene merupakan generasi penerus bangsa dan ujung tombak pembangunan kita memiliki perilaku yang tidak terpuji hingga menyentuh tindakan kriminal,” katanya.
Sumadi menambahkan Pembinaan Budi Pekerti dan Karakter Bangsa diharapkan mampu menjadi media, tidak hanya dalam menambah wawasan, namun juga menjadi media diskusi bagi berbagai stakeholder. “Untuk itu saya berharap para peserta yang hadir pada kesempatan ini dapat memanfaatkan momentum ini sebaik mungkin, mengingat masa depan para generasi bangsa merupakan tanggup jawab kita bersama,” tambahnya.