Pemkab  Sleman  terus  berupaya  meningkatkan  kualitas  keluarga  masyarakat,  melalui  keterpaduan  kebijakan dan pelaksanaan program di berbagai bidang. Dengan program yang terintegrasi diharapkan upaya-upaya di bidang KB, Kesehatan dan pemberdayaan perempuan dapat semakin meningkatkan capaian kesejahteraan masyarakat. Salah satunya dengan Evaluasi PKK-Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (PKK-KKBPK) Kesehatan Tingkat DIY yang diwakili oleh Desa Bangunkerto di Balai Desa Bangunkerto, Turi, Senin (6/11).

Perwakilan TP PKK DIY yang sekaligus menjadi tim evaluasi, dr. Siswatiningsih, SU, mengatakan bahwa kegiatan kesatuan gerak PKK-KKBPK-Kesehatan merupakan kegiatan yang sangat strategis dalam upaya membentuk intensifikasi lintas sektor. Antara lain yaitu di bidang pemberdayaan keluarga, KB dan Kesehatan yang bertumpu pada kegiatan-kegiatan kelompok swadaya masyarakat, PKK, Institusi KB-Kesehatan di desa dengan kader-kader khususnya kader Dasawisma sebagai ujung tombak PKK serta keluarga sebagai fokus sasaran utama,

“Keterpaduan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesertaan berKB terutama peserta KB Baru dan Pembangunan Keluarga dan yang sekarang baru digencarkan oleh pemerintah adalah upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup melalui Gerakan Masyarakat (Germas) Hidup Sehat,” paparnya.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun dalam evaluasi tersebut menyampaikan bahwa pemahaman tentang KB dan kesehatan reproduksi memegang peranan penting dalam upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan keluarga sejahtera. Hal tersebut menurutnya perlu disosialisasikan kepada generasi muda. Di Sleman sendiri untuklebih memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada kaum remaja mengenai kesehatannya, telah dibentuk Forum Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR) di 17 kecamatan.

Kesadaran masyarakat Sleman dalam melaksanakan program KB juga cukup tinggi. Sampai dengan bulan Oktober tahun 2017, peserta KB baru mencapai 9.654 peserta. Sedangkan peserta KB aktif mencapai 137.331 peserta. Selain itu, pelayanan kesehatan di Sleman didukung oleh keberadaan 25 Puskesmas yang seluruhnya telah terstandarisasi ISO, 69 puskesmas pembantu, 1.528 posyandu, 28 rumah sakit serta didukung oleh 131 bidan puskesmas dan 50 bidan praktek.

“Pelaksanaan berbagai program kesehatan telah mampu meningkatkan capaian indikator pembangunan kesehatan manusia antara lain usia harapan hidup, angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup (AKB), angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup (AKI) dan Balita dengan gizi buruk,” jelasnya.

Muslimatun menambahkan bahwa usia harapan hidup di Sleman mencapai 76,13 tahun di atas rata-rata DIY 74 tahun dan nasional 70,68 tahun, angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup (KH) sebesar 0,35 sedangkan DIY sebesar 16 dan nasional 34 per 1.000 KH. Demikian juga dengan angka kematian ibu melahirkan tahun 2016 adalah sebesar 56,59 per 100.000 KH dan lebih rendah dari angka nasional yaitu sebesar 226 per 100.000 KH.

Dalam kegiatan ini tim evaluasi  PKK-KKBPK-Kesehatan melakukan pelaksanaan penilaian meliputi administrasi PKK, ekspose data PKK-KKBPK-Kesehatan, BKL, Kelompok KB Pria, UPPKS, Simulasi PAAR dan GNAKSA, PKDRT, PKBN. Selain itu tim juga melakukan kunjungan ke Dusun Ganggong yang merupakan dusun sampel untuk meninjau kegiatan PHBS, pelayanan KB dan IVA, kegiatan LBS, dan lainnya.