Dalam rangka menggugah kembali kekayaan warisan budaya Sleman, Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman mengadakan Festival Upacara Adat/Tradisi Budaya di area parkir utara Lapangan Denggung, Tridadi Sleman pada Sabtu-Minggu 7-8 Oktober 2017. Acara ini diikuti oleh 17 peserta perwakilan dari masing-masing kecamatan se Kabupaten Sleman.

Kepala Dinas Kebudayaan Sleman HY Aji Wulantara menyampaikan bahwa upacara adat maupun tradisi budaya didalamnya syarat akan muatan pesan moral. Dalam festival ini antara lain ditampilkan upacara adat/tradisi budaya Tunggul Wulung,, Tingkeban/Mitoni, Suran Mbah Demang, Tedhak Siten, , Merti Desa, dan lainnya.  “Festival ini bertujuan sebagai upaya pelestarian budaya sekaligus penguatan nilai-nilai kearifan loka bagi masyarakat . Selain itu upacara adat/tradisi budaya menjadi salah satu karya manusia yang harus terus diaktualisasi agar bermanfaat,” kata Aji.

Selain itu Aji menambahkan bahwa dalam festival inimemperebutkan total hadiah sebesar Rp 35.500.000,-. “Kriteria penilaian ada tiga yaitu kreatifitas, symbol upacara adat atau tradisi budaya, dan harmonisasi,” tambahnya.

Sementara itu Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatu yang hadir membuka festival tersebut menyampaikan bahwa upacara adat/tradisi budaya merupakan bagian keistimewaan yang harus dilestarikan sebagai sebuah warisan luhur yang menjadi identitas bagi suatu wilayah. “Kegiatan ini merupakan media untuk menampilkan dan melestarikan kearifan lokal di Kabupaten Sleman,” jelasnya.

Menurutnya kegiatan festival tersebut juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang filosofi yang terkandung disetiap upacara adat/tradisi budaya. Selain itu juga merupakan salah satu upaya strategi untuk melestarikan warisan budaya tradisional dari nenek moyang. “Jangan sampai warisan budaya yang kita miliki ini punah. Apalagi berbagai macam kesenian tradisional yang kita miliki mengandung nilai-nilai dan pesan moral yang bermanfaat bagi masyarakat,” kata Muslimatun.