Pemkab Sleman dipimpin Bupati Sleman Drs. Sri Purnomo bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman melakukan pemantauan hewan kurban di Pasar Hewan Gamping Selasa (15/8). Pantauan tersebut dilakukan untuk memberi jaminan bahwa hewan kurban yang akan disembelih pada Hari raya Idhul Adha nanti aman dan sehat,

Plt. Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Sleman menjelaskan bahwa maksud dan tujuan pemantauan ketersediaan dan pemeriksaan hewan kurban tersebut untuk mendapatkan informasi di lapangan terkait kesiapaan Pemkab Sleman dalam menyediakan hewan kurban baik di pasar hewan , pasar tiban , pusat penjualan hewan kurban , Rumah Potong Hewan dan di kandang-kandang komunal peternak. Disamping itu juga untuk mendapatkan informasi terkait hasil pemantauan  kesehatan hewan kurban , berikut langkah-langkah  pencegahan dan tindak lanjut penanganan  apabila ditemukan hewan kurban yang mengidap penyakit, serta untuk mendapatkan informasi sebagai bahan penyusunan kebijakan pengendalian inflasi daerah di kabupaten sleman.

Sedangkan hasil yang ingin dicapai terkait pemantauan hewan kurban  tersebut adalah untuk mengetahui kondisi hewan kurban yang akan disembelih saat Hari Raya Idul Adha nanti “Pemantauan ini untuk mengetahui ketersediaan hewan kurban  yang benar-benar sehat di Kabupaten Sleman tercukupi dengan baik atau tidak, serta mendukung upaya pengendalian  inflasi  di Kabupaten Sleman”, jelas Dibya.

Pemantauan hewan kurban tidak hanya dilakukan di Pasar Hewan Gamping saja, namun juga dilakukan di 17 kecamatan di kabupaten sleman dengan melibatkan  Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan kabupaten sleman yang bekerjasama dengan petugas dari UGM serta pihak lain, hal tersebut disampaikan Kabag Pembangunan Setda kab. Sleman.

Sementara itu Bupati sleman disela-sela pemantauan hewan kurban di Pasar Hewan Gamping menyampaikan bahwa ketersediaan ternak di kabupaten sleman tahun 2017 untuk sapi 53.022 ekor, kambing 36.586 ekor, dan domba 72.362 ekor. Sedang  di Kabupaten Sleman sendiri terdapat sekitar 478 kandang kelompok ternak khususnya ternak sapi, dimana kandang kelompok tersebut  menyediakan ternak sapi potong untuk kurban.

Lebih lanjut Sri Purnomo menyampaikan bahwa pemantauan hewan kurban  dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan dokumen/surat keterangan  asal  usul  dan kesehatan hewan.  ”Yang jelas selama beberapa tahun dilakukan pemantauan hewan kurban  secara rutin , namun belum pernah ditemukan  adanya ternak sapi  yang harus dikarantina, ditolak ataupun  diafkir karena penyakit hewan menular misalnya Anthrak, penyakit mulut, kuku, dan lainnya”, kata Sri Purnomo.

Lokasi pemeriksaaan pemantauan hewan kurban adalah lingkungan Masjid/Mushola, dan tempat lain yang digunakan untuk pemotongan hewan kurban. Jumlah petugas pemeriksa/pemantau pemotongan hewan kurban tahun 2017 terdiri PNS Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan 70 petugas, THL Dinas P2K 11 petugas, Kader Kesehatan Hewan 69 petugas dan Mahasiswa fakultas Kedokteran Hewan UGM sebanyak 50 petugas.

Sri Purnomo menambahkan bahwa ketersediaan hewan kurban khususnya sapi masih mencukupi dengan harga yang wajar, jika ada kenaikan masih dalam taraf kewajaran dan tidak terlalu tinggi. Dirinya juga menghimbau terkait penyembelihan hewan kurban agar ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal). Dalam kesempatan tersebu Sri Purnomo juga membagikan buku panduan dan leaflet pemotongan hewan kurban kepada para pedagang dan masyarakat. Diharapkan dengan buku panduan tersebut masyarakat akah lebih tahu dan paham tata cara penyembelihan hewan kurban yang baik dan sesuai dengan standar dan ketentuan.